Mahasiswa USK Latih Ibu-ibu Deteksi Stunting di Banda Aceh
Mahasiswa Fakultas Kedokteran USK melatih ibu-ibu di Gampong Punge Jurong, Banda Aceh, mendeteksi stunting melalui pengukuran tubuh dan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat untuk menurunkan angka stunting yang mencapai 21,7 persen di Banda Aceh pada 20

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Aceh, berkolaborasi dalam program Tuntas (tumbuh tanpa stunting) untuk memberdayakan ibu-ibu dalam mendeteksi dan mencegah stunting. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di Gampong Punge Jurong, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, pada Minggu (13/4). Inisiatif ini diprakarsai oleh Centre for Indonesian Medical Student Activities Fakultas Kedokteran USK, dengan tujuan utama menurunkan angka stunting yang masih tinggi di Kota Banda Aceh.
Azfalurrahman Zaki, koordinator kegiatan sekaligus mahasiswa Fakultas Kedokteran USK, menjelaskan bahwa pelatihan ini difokuskan pada peningkatan kapasitas ibu-ibu dalam mendeteksi stunting sejak dini. Pelatihan tersebut diikuti oleh para kader PKK Gampong Punge Jurong. Metode yang diajarkan meliputi pengukuran tinggi dan berat badan anak untuk menentukan status gizi berdasarkan usia, sehingga dapat diidentifikasi secara kasat mata apakah anak tersebut mengalami stunting atau tidak.
Selain pelatihan deteksi dini, program ini juga menekankan pentingnya edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai upaya pencegahan stunting. Azfalurrahman Zaki menekankan bahwa PHBS merupakan faktor kunci dalam mencegah masalah gizi buruk pada anak. Program ini merupakan kelanjutan dari edukasi sebelumnya yang telah dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran USK, di mana para ibu dilatih untuk membuat makanan bergizi bagi anak-anak mereka.
Peningkatan Kapasitas Ibu-ibu dalam Mendeteksi Stunting
Pelatihan yang diberikan oleh mahasiswa USK ini sangat penting mengingat prevalensi stunting di Kota Banda Aceh pada tahun 2023 mencapai 21,7 persen. Angka ini menjadi perhatian serius bagi para mahasiswa yang tergerak untuk berkontribusi dalam upaya penurunan angka stunting. Metode pelatihan yang praktis dan mudah dipahami oleh para ibu diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mendeteksi dan mencegah stunting di lingkungan mereka masing-masing.
Para ibu kader PKK dilatih untuk mengukur tinggi dan berat badan anak, serta memahami interpretasi data tersebut untuk mengidentifikasi anak yang berisiko stunting. Edukasi ini juga mencakup informasi tentang pentingnya nutrisi seimbang dan PHBS dalam mencegah stunting. Dengan kemampuan yang telah ditingkatkan, diharapkan para ibu dapat berperan aktif dalam memantau kesehatan anak di lingkungan mereka.
Program ini juga menekankan pentingnya peran kader PKK sebagai agen perubahan dalam upaya pencegahan stunting. Dengan memberikan pelatihan kepada kader PKK, diharapkan pengetahuan dan keterampilan dalam mendeteksi dan mencegah stunting dapat disebarluaskan kepada ibu-ibu lainnya di wilayah tersebut.
Edukasi Berkelanjutan dan Peran Kader PKK
Program Tuntas yang dijalankan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran USK ini dirancang sebagai program berkelanjutan. Ibu-ibu yang telah mengikuti pelatihan akan dibina lebih lanjut dan diharapkan dapat menjadi asesor atau instruktur bagi ibu-ibu lainnya. Hal ini bertujuan untuk memperluas jangkauan program dan memastikan keberlanjutan upaya pencegahan stunting di Kota Banda Aceh.
Azfalurrahman Zaki menambahkan bahwa ibu-ibu yang telah dilatih akan menjadi binaan dalam mencegah dan menurunkan angka stunting, kekurangan gizi, dan meningkatkan kesehatan anak-anak secara keseluruhan. Model pemberdayaan masyarakat ini diharapkan dapat menciptakan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan dalam mengatasi masalah stunting.
Ketua TP PKK Gampong Punge Jurong, Nurul Rizky Nanda, menyampaikan apresiasi atas inisiatif dan pengabdian mahasiswa USK dalam memberikan edukasi kepada ibu-ibu di Gampong Punge Jurong. Ia berharap program ini dapat berlanjut dan terus meningkatkan kapasitas kaum ibu dalam penanganan stunting.
"Edukasi ini menambah pengetahuan dan pemahaman kami dalam mendeteksi dan mencegah stunting. Kami berharap program ini berlanjut karena ini penting meningkatkan kapasitas kaum ibu terkait penanganan," kata Nurul Rizky Nanda.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan angka stunting di Kota Banda Aceh dapat ditekan secara signifikan. Kolaborasi antara mahasiswa, kader PKK, dan pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan dalam upaya ini.