Menyesal dan Menangis, Anggota TNI Tembak Bos Rental Mobil di Tol Tangerang-Merak
Anggota TNI AL, Bambang Apri Atmojo, terisak menyesali perbuatannya menembak bos rental mobil, Ilyas Abdurrahman, di rest area Tol Tangerang-Merak, dan berharap keluarga korban menerima permintaan maafnya.

Jakarta, 3 Maret 2024 - Sidang kelima kasus penembakan bos rental mobil, Ilyas Abdurrahman, di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak, menghadirkan momen haru. Terdakwa utama, Kelasi Kepala (KLK) Bambang Apri Atmojo, seorang anggota TNI Angkatan Laut, menyampaikan penyesalan mendalam sambil menangis tersedu-sedu. Peristiwa penembakan terjadi pada Kamis, 2 Januari 2024.
Di hadapan majelis hakim Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Cakung, Bambang menyatakan, "Sangat menyesal sampai saat ini masih merasa bersalah kepada almarhum dan anak-anak korban." Pernyataan penyesalan ini disampaikan Bambang saat menjawab pertanyaan dari tim kuasa hukumnya. Ia mengaku masih merasa bersalah atas tindakannya yang mengakibatkan kematian Ilyas Abdurrahman.
Kuasa hukum terdakwa menanyakan secara langsung kepada Bambang perihal penyesalannya atas penembakan tersebut. Dengan air mata berlinang, Bambang mengakui kesalahannya dan menyatakan keinginan untuk meminta maaf kepada keluarga korban. "Masih ada keinginan untuk meminta maaf kepada korban?," tanya kuasa hukum. Bambang menjawab dengan suara terbata-bata, "Siap, masih."
Kesedihan dan Niat Membantu
Bambang mengungkapkan bahwa dirinya tengah berduka karena baru saja kehilangan ayahnya 20 hari sebelum kejadian. Ia mengaku memahami kesedihan kehilangan orang tua, dan merasakan betapa pedihnya kehilangan tersebut. "Kami menyadari kehilangan satu orang tua sangat menyakitkan hati, karena pada saat kejadian orang tua saya sudah meninggal, kami paham kehilangan sosok orang tua, kehilangan sosok ayah," ungkap Bambang.
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan bahwa niatnya saat itu bukanlah untuk melakukan kejahatan. Ia mengaku hanya ingin membantu rekannya, Sersan Satu Rafsin Hermawan, yang tengah mencari mobil. "Karena pada saat itu orang tua kami baru 20 hari meninggal dunia dan pada malam itu niatnya kami bukan membuat kejahatan hanya membantu mencarikan mobil," jelasnya.
Bambang berharap keluarga korban Ilyas Abdurrahman dan Ramli (korban selamat) dapat memaafkannya. "Ya, kami harapkan korban masih hidup dan anak korban mau menerima maaf kami. Kami menyesal, kami tidak ada niat untuk membunuh, semua terjadi karena terdesak, kami sudah meminta maaf kepada keluarga korban tetapi ditolak," kata Bambang.
Kronologi dan Dakwaan
Sidang yang dipimpin oleh Hakim Ketua Letnan Kolonel Chk Arif Rachman, bersama Hakim Anggota Letnan Kolonel Chk Nanang Subeni dan Letnan Kolonel Chk Gatot Sumarjono, dimulai pukul 09.10 WIB. Oditur Militer dari Oditurat Militer II-07 Jakarta, Mayor Chk Gori Rambe, Mayor Chk Mohammad Iswadi, dan Mayor Chk Wasinton Marpaung, mendakwa tiga terdakwa anggota TNI AL atas kasus ini.
Selain Bambang, dua terdakwa lainnya adalah Sersan Satu Akbar Adli dan Sersan Satu Rafsin Hermawan. Ketiganya didakwa melakukan penadahan. Namun, Bambang dan Akbar Adli juga didakwa melanggar pasal 340 KUHP Jo. pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP subsider Pasal 338 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, terkait pasal pembunuhan berencana.
Sidang ini menjadi sorotan publik karena melibatkan anggota TNI AL dan berujung pada kematian seorang warga sipil. Permintaan maaf Bambang dan penjelasannya mengenai motif tindakannya diharapkan dapat memberikan pencerahan dalam proses persidangan selanjutnya.
Proses hukum akan terus berjalan untuk mengungkap seluruh fakta dan memberikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat. Semoga kasus ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dan bijak dalam bertindak.