Mudik Lebaran 2025: Angkutan Laut Jadi Primadona Pemudik NTB
Masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) lebih memilih transportasi laut untuk mudik Lebaran 2025 karena lebih ekonomis, meskipun waktu tempuh lebih lama.

Lombok Barat, 27 Maret 2025 - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhammad Iqbal, mengungkapkan tren unik dalam arus mudik Lebaran 2025. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, masyarakat NTB justru lebih banyak memilih menggunakan moda transportasi laut untuk pulang kampung merayakan Idul Fitri. Fenomena ini terungkap setelah Gubernur Iqbal meninjau langsung posko mudik di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat.
Hal ini cukup mengejutkan, mengingat angkutan laut biasanya memiliki harga yang relatif terjangkau. Namun, Gubernur Iqbal menyatakan, "Angkutan laut ternyata kenaikannya tinggi sekali, rupanya untuk tahun ini kelihatan lebih banyak masyarakat memilih moda angkutan laut untuk mudik." Pernyataan ini menunjukkan adanya pergeseran preferensi moda transportasi di tengah masyarakat NTB.
Kondisi geografis NTB sebagai daerah kepulauan, bersama Bali dan NTT (gabung dalam gugusan kepulauan Sunda Kecil), memang menjadikan kapal laut sebagai moda transportasi yang paling ekonomis, baik untuk orang maupun barang. Namun, fakta bahwa masyarakat tetap memilih angkutan laut meskipun terjadi kenaikan harga menunjukkan adanya faktor lain yang mempengaruhi pilihan tersebut. Kemungkinan besar ini terkait dengan ketersediaan dan aksesibilitas moda transportasi lain.
Tingginya Minat Mudik Lewat Laut
Dari data yang dihimpun, terdapat 19 kapal laut yang beroperasi di Pelabuhan Lembar dan dinyatakan layak untuk mengangkut penumpang dan barang selama arus mudik dan balik Lebaran 2025. Pada tanggal 27 Maret 2025, tercatat 11 kapal berangkat dari Pelabuhan Lembar, dengan satu kapal membatalkan keberangkatannya. Sementara itu, pada 28 Maret 2025, dijadwalkan 8 kapal akan berangkat menuju Pelabuhan Padangbai di Bali.
Jalur pelayaran Lembar-Padangbai merupakan jalur antarprovinsi yang menghubungkan NTB dan Bali. Lintasan laut ini telah beroperasi sejak tahun 1989, dengan waktu tempuh sekitar 4,30 jam. Jadwal keberangkatan kapal diatur oleh BPTD (Balai Pengelola Transportasi Darat) Kelas II Nusa Tenggara Barat.
Selain Pelabuhan Lembar, terdapat Pelabuhan Gili Mas yang hanya berjarak 7,9 kilometer. Pelabuhan Gili Mas merupakan pelabuhan terbesar di NTB, melayani pelayaran ke berbagai daerah seperti Banyuwangi, Surabaya, Bima, Labuan Bajo, bahkan Makassar. Selama arus mudik Lebaran 2025, Gubernur Iqbal mencatat lonjakan penumpang dari Makassar ke Bima, didominasi oleh mahasiswa yang pulang kampung.
Testimoni Pemudik: Kapal Laut Lebih Terjangkau
Wiwik Arisanti (41 tahun), salah satu penumpang kapal laut Pelni di Pelabuhan Gili Mas, berbagi pengalamannya. Ia mengaku sering menggunakan kapal laut untuk perjalanan antara Labuan Bajo dan Jawa Timur. Menurutnya, "Mudik pakai kapal laut lebih murah meski durasi waktu pelayaran dari Labuan Bajo ke Jawa Timur berlangsung selama dua hari dua malam." Wiwik menambahkan bahwa ia hanya perlu membayar Rp272.000 untuk tiket kapal dari Labuan Bajo ke Surabaya.
Meskipun waktu tempuh lebih lama dibandingkan moda transportasi lain, harga tiket kapal laut yang relatif terjangkau menjadi daya tarik utama bagi masyarakat NTB yang ingin mudik Lebaran. Hal ini menunjukkan bahwa faktor ekonomi masih menjadi pertimbangan utama dalam memilih moda transportasi, terutama bagi masyarakat dengan keterbatasan finansial.
Kesimpulannya, meskipun terdapat kenaikan harga tiket, moda transportasi laut tetap menjadi pilihan utama masyarakat NTB untuk mudik Lebaran 2025. Hal ini menunjukkan pentingnya aksesibilitas dan keterjangkauan harga dalam memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat, khususnya di daerah kepulauan seperti NTB.