Papua Temukan 6.444 Kasus TBC pada 2024, Jauh dari Target Nasional
Dinas Kesehatan Papua menemukan 6.444 kasus TBC pada 2024, namun capaian pengobatan masih jauh di bawah target nasional 90 persen, terutama pada kasus TBC anak.

Pemerintah Provinsi Papua melaporkan temuan sebanyak 6.444 kasus tuberkulosis (TBC) sensitif obat sepanjang tahun 2024. Dari jumlah tersebut, 5.391 kasus atau sekitar 53,6 persen telah memulai pengobatan. Temuan ini disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Arry Pontiku, di Jayapura pada Minggu lalu. Angka ini masih jauh dari perkiraan total kasus TBC di Papua pada tahun yang sama, yang diperkirakan mencapai 11.645 kasus.
Rendahnya angka penemuan kasus ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah. "Untuk itu pada 2025 kami gencar melakukan pelacakan guna menemukan pasien TBC dan kemudian dilakukan pengobatan hingga tuntas," ujar Arry Pontiku. Upaya peningkatan deteksi dini dan pengobatan intensif menjadi fokus utama dalam strategi penanggulangan TBC di Papua.
Keterbatasan akses layanan kesehatan dan kesadaran masyarakat yang masih rendah menjadi beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya angka penemuan kasus TBC di Papua. Tantangan geografis Papua yang luas dan terpencil juga turut mempersulit upaya penjangkauan pasien TBC di daerah-daerah terpencil. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi yang komprehensif dan terintegrasi untuk mengatasi masalah ini.
Capaian Pengobatan TBC Anak Masih Rendah
Data yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Papua juga menunjukkan rendahnya capaian pengobatan TBC pada anak. Target penemuan kasus TBC anak pada tahun 2024 adalah 2.247 kasus, namun capaian yang berhasil diobati hanya 951 kasus atau sekitar 42 persen. Hal ini menunjukkan masih terdapat kesenjangan yang signifikan antara target dan realisasi di lapangan.
Rendahnya angka penemuan dan pengobatan TBC anak menjadi perhatian khusus. Anak-anak merupakan kelompok rentan yang membutuhkan perhatian lebih dalam penanganan TBC. Perlu adanya upaya peningkatan deteksi dini dan pengobatan intensif pada anak-anak untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
"Capaian penemuan kasus TBC dan TBC anak masih rendah dari target nasional yang 90 persen sehingga ini yang menjadi tugas bersama," tegas Arry Pontiku. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan kerja sama semua pihak untuk mencapai target nasional dalam penanggulangan TBC.
Papua Masih Jauh dari Target Nasional
Papua masih tertinggal jauh dari target nasional dalam penanganan TBC. Target nasional yang ditetapkan Kementerian Kesehatan adalah 90 persen temuan kasus, namun Papua baru mencapai sekitar 40 persen. Ini menunjukkan perlunya peningkatan upaya deteksi dan pengobatan TBC di Provinsi Papua.
Berbagai strategi dan program telah dan akan terus dilakukan untuk meningkatkan capaian tersebut. Peningkatan akses layanan kesehatan, peningkatan kesadaran masyarakat, dan pelatihan tenaga kesehatan menjadi beberapa fokus utama. Selain itu, perlu juga adanya inovasi dalam strategi penjangkauan pasien TBC di daerah-daerah terpencil.
Pemerintah Provinsi Papua berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan penemuan dan pengobatan kasus TBC. Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk organisasi kesehatan internasional dan LSM, akan terus ditingkatkan untuk mencapai target nasional dalam penanggulangan TBC.
Ke depan, upaya peningkatan deteksi dini dan pengobatan intensif akan terus digencarkan. Pemerintah daerah berharap dengan berbagai strategi yang telah dan akan diterapkan, angka penemuan dan pengobatan TBC di Papua dapat meningkat secara signifikan di tahun-tahun mendatang. Hal ini penting untuk menurunkan angka kematian akibat TBC dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Papua.