Pemerintah RI Bekali Siswa SD dengan Keterampilan Visual Coding
Kementerian Kominfo bekali siswa SD dengan pelatihan visual coding untuk siapkan talenta digital Indonesia di masa depan, selaras dengan visi Golden Indonesia 2045.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia mendukung visi Golden Indonesia 2045 dengan membekali talenta digital sejak usia dini. Hal ini dilakukan melalui pelatihan visual coding bagi siswa sekolah dasar. Pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia agar mampu menghadapi perkembangan teknologi digital yang pesat.
Deputi Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, menyatakan bahwa pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas talenta digital Indonesia di masa depan. "Saya pikir ini menjawab kebutuhan untuk meningkatkan talenta digital kita di masa depan. Sejak sekolah dasar, mereka telah diajarkan, telah mengenali, dan sudah memahami bagaimana aplikasi digital bekerja," ujar Nezar dalam keterangannya pada Rabu (19/2).
Baru-baru ini, pelatihan tersebut telah dilaksanakan untuk siswa sekolah dasar di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kominfo di Yogyakarta. Sebanyak 50 siswa kelas 5 Sekolah Dasar Pangukan Sleman mengikuti pelatihan ini. Pelatihan visual coding ini menggunakan aplikasi Learning Management System atau Scratch.
Membangun Fondasi Pemrograman Sejak Usia Dini
Nezar menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan langkah baik untuk memberikan dasar pengetahuan komputasi sejak usia dini. Hal ini memungkinkan peserta untuk lebih memahami visual coding seiring dengan perkembangan usia dan jenjang pendidikan mereka. "Targetnya adalah coding diperkenalkan dari kelas 5 SD karena ini juga persiapan bagi mereka untuk mendapatkan dasar pelatihan coding. Nanti di kelas 6 mereka bisa melanjutkan belajar, dan setelah lulus SMP diharapkan sudah lebih mampu mempraktikkan coding," jelasnya.
Pada tahap awal pelatihan, siswa SD diharapkan dapat memahami pengetahuan pemrograman dengan ilustrasi sederhana yang mudah dipahami. Metode pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan ini diyakini dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap dunia pemrograman.
Pelatihan ini juga dirancang untuk membangun fondasi yang kuat bagi siswa dalam memahami konsep-konsep dasar pemrograman, yang akan sangat berguna di jenjang pendidikan selanjutnya. Dengan demikian, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan di era digital yang semakin kompleks.
Menjawab Tantangan Kesenjangan Digital
Nezar menekankan komitmen pemerintah untuk meningkatkan keterampilan digital sejalan dengan perkembangan teknologi yang cepat dan dinamis. Ia juga menyoroti pentingnya pelatihan dan pendidikan untuk mempersempit kesenjangan pengetahuan dan keterampilan digital di kalangan masyarakat Indonesia.
Nezar menambahkan bahwa hal ini juga telah diidentifikasi oleh UNESCO melalui survei kesiapan Indonesia dalam mengadopsi teknologi berkembang, terutama kecerdasan buatan (AI). "Ini juga yang diidentifikasi UNESCO ketika mereka melakukan semacam survei untuk melihat kesiapan Indonesia dalam mengadopsi teknologi yang berkembang, khususnya kecerdasan buatan (AI)," jelasnya.
Menurut Nezar, Readiness Assessment Methodology Artificial Intelligence (RAM AI) oleh UNESCO untuk Indonesia mengidentifikasi tiga tantangan utama: kesenjangan digital, infrastruktur digital, dan penelitian dan pengembangan AI. Untuk memanfaatkan peluang di sektor AI, pemerintah perlu mengatasi tantangan ini secara sistematis.
Dengan demikian, pelatihan visual coding bagi siswa SD ini merupakan salah satu upaya konkret pemerintah dalam mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk menghadapi masa depan yang berbasis teknologi. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi digital siswa dan berkontribusi pada pembangunan Indonesia yang lebih maju.