Kemkominfo Latih Siswa SD Coding Visual: Wujudkan Indonesia Emas 2045
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melatih siswa SD coding visual guna mempersiapkan talenta digital Indonesia dan menghadapi era kecerdasan buatan.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia, dalam upaya mendukung visi Indonesia Emas 2045, telah meluncurkan program pelatihan visual coding bagi siswa Sekolah Dasar (SD). Program ini bertujuan untuk memupuk talenta digital sejak usia dini, sejalan dengan perkembangan teknologi yang pesat dan kebutuhan akan sumber daya manusia yang kompeten di bidang digital. Pelatihan ini diyakini sebagai langkah strategis untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi tantangan dan peluang di era digital yang semakin kompleks.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, menjelaskan bahwa pelatihan visual coding ini merupakan investasi penting bagi masa depan bangsa. "Ini saya kira memenuhi kebutuhan peningkatan talenta digital kita nantinya. Jadi, sejak SD mereka memang sudah diajarkan, sudah mengenali dan sudah paham bagaimana satu aplikasi digital itu bekerja atau aplikasi komputer itu bisa bekerja," ujar Nezar dalam keterangan resminya.
Program pelatihan perdana telah dilaksanakan di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kominfo Yogyakarta. Sebanyak 50 siswa kelas 5 SD Negeri Pangukan Sleman berpartisipasi dalam pelatihan ini. Mereka belajar visual coding menggunakan platform Learning Management System atau aplikasi Scratch, yang dikenal dengan antarmuka yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak-anak.
Mengenal Visual Coding dan Manfaatnya
Visual coding merupakan metode pembelajaran pemrograman yang menggunakan antarmuka berbasis visual, bukan teks. Hal ini memudahkan anak-anak untuk memahami konsep pemrograman dengan ilustrasi sederhana dan interaktif. Dengan metode ini, siswa dapat belajar logika pemrograman tanpa harus terbebani dengan sintaks pemrograman yang kompleks. Nezar menambahkan bahwa pelatihan ini memberikan fondasi komputasi yang kuat sejak dini, sehingga pemahaman mereka akan semakin baik seiring bertambahnya usia dan jenjang pendidikan.
"Sasarannya dari kelas 5 SD coding itu diperkenalkan karena ini juga persiapan buat mereka nantinya sejak usia sekolah dasar sudah mendapatkan dasar-dasar (pelatihan coding). Nanti di kelas 6, mereka bisa belajar lagi. Setelah lulus masuk SMP diharapkan kemampuan mereka untuk menyerap dan juga mempraktikkan coding sudah jauh lebih baik," jelas Nezar.
Kemudahan dalam memahami ilmu pemrograman melalui visual coding memungkinkan edukasi yang diberikan terserap dengan cepat dan efektif oleh para siswa. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan keterampilan digital di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
Menyiasati Kesenjangan Digital di Era AI
Nezar juga menekankan pentingnya mengatasi kesenjangan digital di Indonesia. Menurutnya, ketimpangan pengetahuan dan keterampilan digital membutuhkan penanganan yang tepat agar celah yang ada bisa diperkecil. Hal ini juga sejalan dengan temuan UNESCO dalam Readiness Assessment Methodology Artificial Intelligence (RAM AI), yang mengidentifikasi tiga faktor utama yang perlu ditangani agar Indonesia siap menghadapi era kecerdasan buatan (AI).
Ketiga faktor tersebut adalah kesenjangan digital, infrastruktur digital, dan riset serta pengembangan AI. Pemerintah Indonesia perlu menangani ketiga hal ini secara sistematis agar Indonesia dapat meraih peluang dari industri AI sesuai dengan proyeksi dari berbagai laporan perusahaan riset global. Dengan demikian, pelatihan visual coding bagi siswa SD ini menjadi salah satu langkah strategis dalam mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan dan peluang di era digital dan AI.
Program pelatihan visual coding ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan literasi digital dan mempersiapkan generasi penerus yang mampu bersaing di era global. Dengan memberikan dasar-dasar pemrograman sejak dini, diharapkan Indonesia dapat melahirkan generasi yang inovatif dan mampu berkontribusi dalam perkembangan teknologi di masa depan. Langkah ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.