Pemkab Pulang Pisau Maksimalkan ASTINet untuk Desa Terpencil
Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau memanfaatkan program ASTINet dari BAKTI Kominfo untuk memperluas akses internet di desa-desa terpencil, kendati terdapat kendala geografis dan perbedaan provider tower.
![Pemkab Pulang Pisau Maksimalkan ASTINet untuk Desa Terpencil](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/31/230114.721-pemkab-pulang-pisau-maksimalkan-astinet-untuk-desa-terpencil-1.jpg)
Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, gencar memperluas akses internet di daerah terpencil. Upaya ini dilakukan dengan memaksimalkan program ASTINet dari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Program ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan akan konektivitas di wilayah yang selama ini sulit dijangkau.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Kominfo Sandi) Pulang Pisau, Moh Insyafi, menyatakan bahwa perluasan jaringan internet sudah dimulai sejak tahun 2024 melalui program BAKTI Kominfo. Program ini telah memasang jaringan internet dengan kecepatan 100 Mbps di sejumlah desa. "Perluasan jaringan internet sebelumnya sudah kita lakukan pada tahun 2024 melalui program BAKTI Kominfo dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), untuk pemerataan akses internet dengan kecepatan internet 100 Mbps yang sudah terpasang di sejumlah desa," ungkap Insyafi dalam keterangannya di Pulang Pisau, Jumat lalu.
Namun, masih ada tantangan yang dihadapi. Kominfo Sandi Pulang Pisau terus berupaya agar daerah yang masih masuk kategori blank spot atau sulit dijangkau jaringan internet segera mendapatkan bantuan pemasangan ASTINet dari program BAKTI Kominfo. Program BAKTI Kominfo menjadi prioritas tahun 2025 sehingga usulan pembangunan jaringan di desa-desa yang terisolasi terus dilakukan. Selain itu, usulan pembangunan tower BTS (base transceiver station) juga tetap menjadi fokus utama.
Insyafi menjelaskan bahwa tiga desa awalnya masuk dalam kategori blank spot: Desa Sei Hambawang, Desa Paduran Sebangau, dan Desa Cemantan. Namun, saat ini Desa Sei Hambawang sudah terpasang delapan titik starlink internet berbasis satelit, sehingga permasalahan konektivitas di desa tersebut dapat teratasi. "Kami tetap berusaha agar bisa dibangun BTS di desa yang masuk area blank spot sehingga ada realisasi pemerataan jaringan internet," tambahnya.
Kendala dalam pemerataan akses internet terletak pada faktor geografis. Banyak desa yang masuk kategori blank spot berada di daerah dataran rendah, yang menyulitkan pembangunan infrastruktur. Selain itu, perbedaan provider tower dari perusahaan penyedia layanan seluler dan internet juga mempengaruhi kualitas sinyal. "Perbedaan provider tower ini bisa mempengaruhi hasil kualitas gelombang sinyal sehingga sulit bisa mendapatkan sinyal yang akurat berimbas perluasan jaringan internet untuk desa terpencil belum berjalan maksimal," jelas Insyafi.
Dengan demikian, meskipun program ASTINet memberikan harapan besar dalam pemerataan akses internet di desa-desa terpencil, tantangan geografis dan perbedaan provider tower masih menjadi kendala utama yang perlu diatasi oleh pemerintah daerah. Upaya maksimal tetap dilakukan untuk memastikan konektivitas internet merata di seluruh wilayah Kabupaten Pulang Pisau.
Ke depannya, Pemkab Pulang Pisau akan terus berkoordinasi dengan Kominfo dan pihak terkait untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi kendala yang ada. Harapannya, seluruh desa di Kabupaten Pulang Pisau dapat terhubung dengan internet, sehingga mendorong kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.