Pemkot Mataram Prioritaskan Anggaran untuk Program Makan Bergizi Gratis
Pemerintah Kota Mataram akan menyesuaikan anggaran tahun 2025 untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah pusat, dengan memetakan program prioritas dan menunda program yang kurang mendesak.
![Pemkot Mataram Prioritaskan Anggaran untuk Program Makan Bergizi Gratis](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/03/220210.294-pemkot-mataram-prioritaskan-anggaran-untuk-program-makan-bergizi-gratis-1.jpeg)
Pemkot Mataram tengah fokus memetakan program prioritas di tahun 2025. Langkah ini dilakukan sebagai persiapan refocusing anggaran untuk mendukung program strategis pemerintah pusat, termasuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini diungkapkan langsung oleh Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan dan Perekonomian Setda Kota Mataram, Miftahurrahman, pada Senin, 03/02 di Mataram.
Menurut Miftahurrahman, semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) telah diinstruksikan untuk mengidentifikasi dan memetakan program prioritas. Program yang dinilai kurang mendesak akan ditunda pelaksanaannya. Penundaan ini, ditekankannya, tidak akan mengurangi kualitas pelayanan publik.
Proses pemetaan ini telah dimulai oleh Bappeda dan didistribusikan ke masing-masing OPD. Pemkot Mataram berkomitmen untuk menyesuaikan anggaran demi keberhasilan program prioritas pemerintah pusat, salah satunya MBG. Hal ini sejalan dengan pernyataan Wali Kota Mataram, H. Mohan Roliskana, yang sebelumnya menyatakan kesiapan mereplikasi MBG agar menjangkau lebih banyak siswa.
Meskipun demikian, Pemkot Mataram masih menunggu petunjuk teknis pelaksanaan MBG. Pemkot bahkan berencana melakukan refocusing anggaran untuk mereplikasi program ini di sekolah lain. Mereka juga mempertimbangkan keterlibatan pihak swasta melalui Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendukung program ini.
Saat ini, MBG baru berjalan di tiga dari enam kecamatan di Kota Mataram, yaitu Kecamatan Selaparang. Program ini menjangkau 3.115 siswa. Ada batasan jarak sekolah dengan dapur MBG, yaitu maksimal tiga kilometer. Akibatnya, tidak semua siswa di kecamatan tersebut mendapatkan manfaat dari program ini.
Pemkot Mataram menyadari adanya kendala tersebut dan tengah berupaya untuk memperluas jangkauan MBG. Mereka optimistis dapat mengoptimalkan pelaksanaan MBG dengan melakukan penyesuaian anggaran dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Namun, langkah ini tetap mengedepankan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
Dengan demikian, fokus utama Pemkot Mataram saat ini adalah memastikan kesuksesan program MBG di Kota Mataram melalui berbagai strategi, mulai dari pemetaan program prioritas hingga kerjasama dengan pihak swasta. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkot Mataram dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam hal pemenuhan gizi anak sekolah.