Pemprov Lampung Keluarkan Surat Edaran Waspadai Lonjakan Kasus DBD
Pemerintah Provinsi Lampung mengeluarkan surat edaran untuk mengantisipasi lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) setelah terjadi peningkatan signifikan pada Januari 2025.

Provinsi Lampung tengah berupaya mengantisipasi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang signifikan. Pada Januari 2025, tercatat 1.839 kasus DBD dengan 10 kematian, meningkat drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini mendorong Pemerintah Provinsi Lampung untuk mengeluarkan surat edaran guna menekan angka kasus dan kematian akibat DBD.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Edwin Rusli, menjelaskan bahwa peningkatan kasus DBD ini menjadi perhatian serius. "Pada 2024 kemarin memang ada peningkatan kasus kematian akibat DBD yaitu sebanyak 31 kasus kematian, dari sebelumnya di 2023 hanya 8 kasus kematian. Sehingga telah dikeluarkan Surat Edaran Pj Gubernur Nomor 17 tahun 2025 tentang kesiapsiagaan menghadapi terjadinya peningkatan kasus infeksi DBD untuk tahun ini," ujar Edwin.
Tingkat insidensi DBD di Lampung mencapai 19,31 per 100.000 penduduk, dengan angka kematian (CFR) 0,54 persen. Angka bebas jentik nyamuk juga masih rendah, yaitu 82,22 persen, jauh di bawah target minimal 95 persen dari Kementerian Kesehatan. Upaya pengendalian DBD pun telah dilakukan Pemprov Lampung.
Langkah-langkah Antisipasi Pemprov Lampung
Pemprov Lampung telah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka kasus DBD. Beberapa langkah yang telah dilakukan antara lain penaburan bubuk larvasida sebanyak 6.293 di 15 kabupaten/kota, serta kegiatan fogging sebanyak 3.248. Selain itu, penyidikan epidemiologi juga dilakukan untuk memetakan potensi penyebaran dan penularan DBD.
"Harapannya ini bisa mengantisipasi kenaikan kasus DBD di awal tahun ini," tambah Edwin Rusli. Pemprov Lampung berharap dengan berbagai upaya tersebut, angka kasus DBD dapat ditekan dan mencegah peningkatan kematian akibat penyakit ini.
Penyebaran kasus DBD di Lampung pada Januari 2025 cukup merata di berbagai daerah. Kota Bandarlampung mencatat 58 kasus, Lampung Utara 475 kasus (2 kematian), Lampung Tengah 219 kasus (4 kematian), dan Lampung Selatan 62 kasus. Kabupaten lainnya juga melaporkan kasus DBD dengan jumlah bervariasi, termasuk Lampung Barat (45 kasus), Tulang Bawang (98 kasus), Tanggamus (27 kasus), Kota Metro (117 kasus), Lampung Timur (97 kasus), Waykanan (114 kasus), Pesawaran (109 kasus, 2 kematian), Mesuji (58 kasus, 1 kematian), Tulang Bawang Barat (217 kasus), Pringsewu (120 kasus, 1 kematian), dan Pesisir Barat (23 kasus).
Pentingnya Pencegahan DBD
Data sebaran kasus DBD di atas menunjukkan pentingnya upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ini. Masyarakat diimbau untuk aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing. Dengan menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, diharapkan dapat mengurangi risiko penularan DBD.
Langkah-langkah sederhana seperti menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi secara rutin, dan membersihkan lingkungan sekitar rumah dapat sangat efektif dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam upaya bersama untuk menekan angka kasus DBD di Provinsi Lampung.
Pemerintah Provinsi Lampung terus berkomitmen untuk mengatasi masalah DBD ini. Selain upaya yang telah dilakukan, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pencegahan DBD juga terus digalakkan. Diharapkan dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, angka kasus DBD di Lampung dapat segera dikendalikan.