Peninjauan Ulang Subsidi LPG 3 Kg: Perlukah Perluasan Akses?
Direktur Eksekutif CORE Indonesia menyarankan peninjauan ulang kriteria penerima subsidi LPG 3 Kg karena tekanan ekonomi tak hanya dialami kelas bawah, tetapi juga menengah, serta perlunya distribusi yang matang dan sosialisasi intensif.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, menyoroti perlunya peninjauan ulang kriteria penerima subsidi LPG 3 Kg. Pernyataan ini disampaikan pada Senin, 3 Februari 2025, menyusul kebijakan pemerintah yang membatasi penjualan LPG 3 Kg hanya melalui agen resmi Pertamina mulai 1 Februari 2025.
Faisal menjelaskan bahwa tekanan ekonomi saat ini tidak hanya dirasakan masyarakat kelas bawah, tetapi juga meluas ke kelas menengah. Ia menekankan perlunya mendefinisikan ulang siapa yang berhak mendapatkan subsidi ini. "Definisi daripada tidak tepat sasaran itu mungkin perlu ditinjau ulang kembali. Karena kondisi di masyarakat sekarang, yang mengalami tekanan ekonomi itu bukan lagi kelas miskin saja, tapi kelas menengah juga," jelasnya.
Menurutnya, kelas menengah memiliki rentang yang luas, dari yang hampir masuk kategori rentan miskin hingga yang mendekati kelas atas. Oleh karena itu, perlu adanya kriteria yang lebih tepat sasaran untuk menentukan kelayakan akses LPG 3 Kg bersubsidi. Faisal menambahkan, "Kelayakan masyarakat itu semestinya bukan hanya yang kalangan miskin. Tapi, kemudian mesti dilihat juga yang sebagian kalangan menengah sekarang itu sedang tidak baik-baik saja sebetulnya kondisinya."
Selain kriteria penerima, Faisal juga menyoroti pentingnya sistem distribusi yang andal untuk mencegah kelangkaan. "Ini yang perlu dipersiapkan adalah kesiapan daripada sistem distribusinya. Karena kalau tidak, yang terjadi tentu saja nanti terjadi kelangkaan karena sudah dilarang dulu disalurkan ke pengecernya," ujarnya. Sistem distribusi yang baik akan memastikan LPG 3 Kg tetap terjangkau bagi yang membutuhkan.
Sosialisasi yang efektif juga menjadi kunci keberhasilan kebijakan ini. Faisal menekankan perlunya sosialisasi intensif kepada masyarakat untuk menghindari panic buying akibat kurangnya pemahaman terhadap perubahan sistem distribusi. "Sosialisasi yang baik untuk menghindari panic buying," tegasnya. Hal ini penting untuk memastikan transisi berjalan lancar dan terhindar dari kekacauan.
Kebutuhan LPG 3 Kg, menurut Faisal, sangat besar, tidak hanya bagi masyarakat ekonomi bawah, tetapi juga ekonomi menengah rentan dan UMKM. Pemerintah perlu mempertimbangkan hal ini dalam merumuskan kebijakan agar tidak membebani kelompok masyarakat yang rentan secara ekonomi. Kebijakan yang tepat sasaran dan sosialisasi yang memadai sangat krusial dalam keberhasilan program ini.
Sebagai informasi, kebijakan baru pendistribusian LPG 3 Kg ini bertujuan agar subsidi energi tepat sasaran. Namun, implementasi yang matang dan memperhatikan kondisi ekonomi masyarakat secara menyeluruh menjadi kunci keberhasilan program ini. Peninjauan ulang kriteria penerima subsidi dan persiapan sistem distribusi yang andal perlu mendapat perhatian serius.