Perpusnas Sesuaikan Jam Operasional, Tetap Fokus Kembangkan Literasi Bangsa
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyesuaikan jam operasional mulai 10 Februari 2025 sebagai tindak lanjut kebijakan efisiensi anggaran, namun tetap berkomitmen memajukan literasi dan budaya membaca di Indonesia.
![Perpusnas Sesuaikan Jam Operasional, Tetap Fokus Kembangkan Literasi Bangsa](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/07/120037.864-perpusnas-sesuaikan-jam-operasional-tetap-fokus-kembangkan-literasi-bangsa-1.jpg)
Jakarta, 7 Februari 2025 - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) mengumumkan penyesuaian jam operasionalnya, efektif 10 Februari 2025. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kebijakan efisiensi anggaran belanja Kementerian/Lembaga tahun 2025. Meskipun ada pengurangan jam layanan, Perpusnas menegaskan komitmennya untuk tetap memajukan literasi dan budaya membaca di Indonesia.
Jam Operasional Baru Perpusnas
Berikut jam operasional Perpusnas yang baru:
- Senin - Kamis: 08.00 - 16.00 WIB
- Jumat: 08.00 - 16.30 WIB
- Sabtu: 09.00 - 15.00 WIB
Perpusnas akan tutup pada hari Minggu, libur nasional, dan cuti bersama.
Perpusnas: Martabat Bangsa melalui Literasi
Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz, dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bidang Perpustakaan tahun 2025, menyampaikan visi baru Perpusnas: menjadi martabat bangsa. "Perpustakaan memiliki fungsi substansial, fundamental, dan instrumental dalam pengembangan kecakapan literasi untuk peradaban bangsa. Pustakawan dan seluruh pegiat literasi memiliki misi memartabatkan harga diri bangsa," tegas Aminudin.
Perpusnas menyadari pentingnya peran perpustakaan dalam meningkatkan literasi. Oleh karena itu, meskipun ada penyesuaian jam operasional, komitmen Perpusnas terhadap pengembangan literasi tetap kuat. Mereka akan terus berupaya menyediakan akses informasi dan pengetahuan bagi masyarakat.
Kerja Sama dan Distribusi Buku
Perpusnas dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sepakat untuk memastikan ketersediaan buku, baik untuk sekolah maupun non-sekolah, termasuk perpustakaan desa dan taman bacaan masyarakat (TBM). "Penyediaan buku ini akan melibatkan lembaga lain, termasuk corporate social responsibility (CSR)," jelas Aminudin.
Selain itu, Perpusnas berencana mendistribusikan buku ke perpustakaan daerah. Koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, seperti Kemenko PMK, Kementerian Desa, dan Kementerian Dikdasmen, akan dilakukan untuk memastikan kelancaran program ini. "Urusan anggaran yang menjadi kekhawatiran kita, justru harus menjadi pemicu untuk lebih efisien dan efektif," tambah Aminudin.
Program Relawan Literasi Masyarakat (Rel Lima)
Aminudin juga menekankan optimalisasi peran TBM dan pegiat literasi lainnya. Program Relawan Literasi Masyarakat (Rel Lima) akan dimulai dengan beberapa program percontohan. Hal ini menunjukkan komitmen Perpusnas untuk melibatkan masyarakat secara aktif dalam upaya meningkatkan literasi.
Kesimpulan
Penyesuaian jam operasional Perpusnas merupakan langkah strategis dalam menghadapi kebijakan efisiensi anggaran. Namun, Perpusnas tetap berkomitmen untuk menjalankan misinya dalam memajukan literasi dan budaya membaca di Indonesia melalui berbagai program dan kerjasama strategis. Perpusnas berharap dapat terus berkontribusi dalam membangun peradaban bangsa yang berliterasi tinggi.