Persamaan Persepsi Kunci Cegah Kekerasan Gender, Kata Kompolnas
Kompolnas tekankan pentingnya persamaan persepsi peran perempuan dan laki-laki untuk mencegah kekerasan berbasis gender yang meningkat di Jawa Tengah, termasuk KDRT dan perdagangan manusia.

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyoroti peningkatan angka kekerasan berbasis gender di Jawa Tengah dan menekankan pentingnya perubahan persepsi untuk mencegahnya. Anggota Kompolnas, Irjen Purn. Ida Oetari Poernamasari, menyampaikan hal ini dalam acara peringatan Hari Kartini di Jepara, Jawa Tengah. Pernyataan ini menanggapi data yang menunjukkan peningkatan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di daerah tersebut.
Menurut Irjen Purn. Ida Oetari Poernamasari, "Ada konsep laki-laki maupun perempuan yang harus disamakan. Bagaimana melihat sosok perempuan yang bukan hanya dilindungi, melainkan disetarakan perannya." Ia menjelaskan bahwa kekerasan berbasis gender tidak hanya mencakup kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), tetapi juga perdagangan manusia dan pelecehan di ruang publik maupun domestik. Persamaan persepsi mengenai peran perempuan dan laki-laki dianggap krusial dalam mengatasi masalah ini.
Perubahan persepsi yang dibutuhkan, menurut Kompolnas, adalah penghapusan pandangan yang timpang antara peran laki-laki dan perempuan. "Tidak ada lagi laki-laki dengan kekuatan fisiknya melakukan kekerasan seenaknya kepada perempuan. Harus diubah persepsi bahwa istri adalah bagian penting dalam membangun rumah tangga," tegas Irjen Purn. Ida. Kompolnas mendorong perempuan untuk lebih berani melaporkan kekerasan yang mereka alami agar kasus-kasus tersembunyi dapat terungkap dan ditangani.
Peran Pemerintah dan Penegak Hukum
Irjen Purn. Ida Oetari Poernamasari juga menekankan pentingnya peran pemerintah dan penegak hukum dalam menangani masalah ini. Ia mendorong Kementerian dan Direktorat Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Bareskrim Polri untuk tidak hanya fokus pada penindakan pelaku, tetapi juga memperkuat upaya pencegahan dan memberikan pendampingan pascakejadian (after care) bagi korban. Pendampingan ini sangat penting untuk membantu korban pulih dari trauma yang dialami.
Lebih lanjut, Irjen Purn. Ida menekankan pentingnya pendidikan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengubah persepsi yang keliru tentang peran perempuan dan laki-laki dalam masyarakat. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan setara bagi perempuan. Upaya pencegahan yang komprehensif, termasuk pendidikan dan sosialisasi, dinilai sangat penting untuk menekan angka kekerasan berbasis gender.
Kompolnas berharap dengan adanya persamaan persepsi ini, kekerasan berbasis gender dapat dicegah secara efektif. Peran aktif masyarakat, pemerintah, dan penegak hukum sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan setara bagi perempuan dan anak.
Pentingnya Kesetaraan Gender
Persamaan persepsi mengenai peran perempuan dan laki-laki merupakan kunci utama dalam upaya pencegahan kekerasan berbasis gender. Dengan menghapus pandangan yang timpang, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih setara dan menghormati hak asasi perempuan. Kekerasan berbasis gender merupakan pelanggaran HAM yang serius dan harus ditangani secara serius.
Perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki untuk hidup dengan aman dan tanpa kekerasan. Perlu adanya komitmen bersama dari semua pihak untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi perempuan untuk dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional. Kesetaraan gender bukan hanya soal keadilan, tetapi juga merupakan investasi untuk pembangunan berkelanjutan.
Kompolnas mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam mencegah dan menangani kekerasan berbasis gender. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan angka kekerasan berbasis gender dapat ditekan dan terciptanya masyarakat yang lebih adil dan setara.
Beraninya perempuan berbicara terhadap kekerasan yang dialaminya sangat diharapkan, kata Irjen Purn. Ida Oetari Poernamasari. Pernyataan ini menekankan pentingnya keberanian korban untuk melapor sebagai langkah awal dalam proses penanganan kasus kekerasan berbasis gender.
Kesimpulan
Pencegahan kekerasan berbasis gender membutuhkan perubahan persepsi dan komitmen bersama. Persamaan persepsi peran perempuan dan laki-laki, serta peran aktif pemerintah, penegak hukum, dan masyarakat, sangat krusial untuk menciptakan lingkungan yang aman dan setara bagi perempuan dan anak di Indonesia.