PKB Jateng Bentuk Badan Otonom untuk Percepat Pengentasan Kemiskinan
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah membentuk Badan Percepatan Ekonomi dan Penanggulangan Kemiskinan untuk membantu pemerintah menurunkan angka kemiskinan di Jawa Tengah yang mencapai 9,58 persen.

Semarang, 18 Maret 2024 - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah (Jateng) meluncurkan inisiatif baru dalam upaya membantu pemerintah mengatasi masalah kemiskinan di provinsi ini. Inisiatif tersebut berupa pembentukan Badan Percepatan Ekonomi dan Penanggulangan Kemiskinan, sebuah badan otonom yang akan fokus pada percepatan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah. Pembentukan badan ini diumumkan langsung oleh Ketua PKB Jawa Tengah, K.H. Yusuf Chudlori, di Semarang pada Selasa lalu.
Pembentukan badan otonom ini sejalan dengan arahan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, yang juga menjabat sebagai Menko Pemberdayaan Masyarakat. Gus Yusuf menekankan bahwa "Prioritas pembangunan saat ini adalah percepatan ekonomi dan pengentasan kemiskinan." Langkah ini merupakan bentuk kontribusi nyata PKB dalam mendukung program pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan di Jawa Tengah yang masih cukup tinggi.
Badan ini diharapkan dapat menjadi jembatan antara pemerintah provinsi dan masyarakat, khususnya dalam menjangkau daerah-daerah yang masih tertinggal dan membutuhkan bantuan. Dengan melibatkan berbagai pihak, diharapkan program-program pengentasan kemiskinan dapat lebih efektif dan tepat sasaran.
Badan Otonom Dipimpin Bupati Blora
Bupati Blora, Arief Rohman, ditunjuk sebagai ketua Badan Percepatan Ekonomi dan Penanggulangan Kemiskinan PKB Jawa Tengah. Keputusan ini didasarkan pada komitmen dan pengalaman Arief Rohman dalam memimpin daerah dan memahami permasalahan yang dihadapi masyarakat di tingkat bawah. Keanggotaan badan ini juga diisi oleh sejumlah kepala daerah di Jawa Tengah yang berasal dari PKB.
Pemilihan kepala daerah sebagai pengurus dinilai strategis karena mereka memiliki akses langsung ke masyarakat dan memahami kondisi di daerah masing-masing. Hal ini memungkinkan koordinasi yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan program-program pengentasan kemiskinan. Dengan demikian, diharapkan bantuan dapat tepat sasaran dan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Gus Yusuf menjelaskan, "Kepengurusan organisasi ini bisa berkoordinasi untuk membantu Gubernur Jawa Tengah dalam mengatasi masalah kemiskinan." Hal ini menunjukkan komitmen PKB untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam upaya bersama mengatasi kemiskinan di Jawa Tengah.
Kerja Sama dengan Pemerintah Provinsi
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyambut baik pembentukan badan otonom ini. Ia mengakui bahwa angka kemiskinan di Jawa Tengah masih cukup tinggi, yaitu sekitar 9,58 persen, meskipun pertumbuhan ekonomi mencapai 4,4 persen. Kondisi ini menjadi tantangan yang perlu diatasi bersama.
Gubernur Luthfi menyatakan bahwa permasalahan ini telah didiskusikan dengan para kepala daerah, termasuk dengan Badan Percepatan Ekonomi dan Penanggulangan Kemiskinan PKB Jawa Tengah. Ia menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah provinsi dengan kabupaten/kota untuk mengintegrasikan program-program pengentasan kemiskinan. "Melalui koordinasi dengan kabupaten/kota, akan kita infiltrasi program-program dalam penanganan kemiskinan," ujar Gubernur Luthfi.
Dengan adanya kolaborasi antara PKB Jawa Tengah dan pemerintah provinsi, diharapkan upaya pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah dapat lebih terarah dan efektif. Badan otonom ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak dalam mempercepat pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah.
Langkah ini menunjukkan komitmen bersama untuk mengatasi masalah kemiskinan di Jawa Tengah. Dengan adanya koordinasi yang baik antara berbagai pihak, diharapkan target pengurangan angka kemiskinan dapat tercapai dengan lebih cepat dan berkelanjutan.