Polres Cianjur Dalami Kasus Pemerasan Oknum Wartawan, Sejumlah DPO Masih Diburu
Polres Cianjur mengungkap kasus pemerasan yang dilakukan oknum wartawan dan memburu sejumlah DPO lainnya yang melakukan aksi serupa di Cianjur.

Kepolisian Resort (Polres) Cianjur, Jawa Barat, tengah mendalami kasus dugaan pemerasan yang dilakukan oleh oknum wartawan berinisial M (55). Tidak hanya itu, Polres Cianjur juga memburu sejumlah Daftar Pencarian Orang (DPO) lainnya yang diduga terlibat dalam aksi pemerasan serupa di berbagai sekolah dan instansi di wilayah Cianjur. Peristiwa ini terjadi di Cianjur, Jawa Barat, dan terungkap pada tanggal 20 Februari 2024.
Kasat Reskrim Polres Cianjur, AKP Tono Listianto, menghimbau kepada seluruh pihak sekolah dan instansi di Cianjur yang pernah menjadi korban pemerasan oleh oknum wartawan atau kelompok yang mengaku sebagai wartawan untuk segera melapor ke pihak kepolisian. Polres Cianjur siap memberikan pendampingan dan akan memproses kasus tersebut jika ditemukan unsur pasal dan bukti yang cukup.
Penangkapan pelaku M berawal dari laporan beberapa korban yang mengaku telah diperas oleh pelaku dan sejumlah oknum lainnya. Para pelaku kerap meminta uang dengan jumlah yang bervariasi, mulai dari jutaan hingga puluhan juta rupiah, dengan ancaman akan dipublikasikan di media mereka. Korban yang merasa terintimidasi beberapa kali memenuhi permintaan para pelaku hingga akhirnya memutuskan untuk melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Saat ini, pelaku M telah ditahan selama 11 hari.
Oknum Wartawan Terancam Hukuman Berat
Kasus dugaan pemerasan yang dilakukan oleh oknum wartawan ini menjadi perhatian serius bagi Polres Cianjur. Polisi berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus tersebut dan memberikan sanksi tegas kepada para pelaku. AKP Tono Listianto menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir segala bentuk tindakan pemerasan yang dilakukan dengan kedok profesi jurnalistik.
Polres Cianjur telah menyebarkan anggotanya untuk memburu sejumlah DPO yang terlibat dalam kasus serupa. Polisi berharap masyarakat dapat membantu memberikan informasi terkait keberadaan para DPO tersebut. Kerjasama antara masyarakat dan kepolisian sangat penting untuk memberantas praktik pemerasan yang meresahkan ini.
Selain itu, Polres Cianjur juga akan berkoordinasi dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cianjur untuk mencegah praktik pemerasan berkedok jurnalistik. Kerjasama ini bertujuan untuk memastikan hanya wartawan resmi yang menjalankan tugas jurnalistik dengan benar dan sesuai kode etik.
Imbauan Kepada Masyarakat Cianjur
AKP Tono Listianto kembali mengimbau kepada seluruh masyarakat Cianjur, khususnya instansi, sekolah, dan aparatur pemerintahan, agar segera melapor jika mengalami aksi pemerasan atau intimidasi dari oknum yang mengaku sebagai wartawan. Laporan tersebut akan ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian sesuai dengan hukum yang berlaku.
"Kalau ada yang kedatangan oknum wartawan melakukan pemerasan dan intimidasi, segera lapor ke pihak kepolisian agar segera kami tindak secara hukum," tegas AKP Tono Listianto.
Langkah tegas Polres Cianjur ini diharapkan dapat memberikan efek jera kepada oknum wartawan yang melakukan praktik pemerasan dan sekaligus melindungi masyarakat dari tindakan kriminal tersebut. Polisi juga berharap kerjasama dari semua pihak untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif di Cianjur.
Polisi juga mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dan waspada terhadap oknum yang mengaku sebagai wartawan, serta selalu meminta kartu identitas dan konfirmasi ke media tempat oknum tersebut bekerja jika merasa ragu.
Langkah Pencegahan ke Depan
Untuk mencegah kejadian serupa terulang, Polres Cianjur berencana untuk meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai praktik jurnalistik yang benar dan bagaimana cara menghindari tindakan pemerasan. Mereka juga akan memperkuat kerjasama dengan berbagai pihak terkait, termasuk PWI Cianjur, untuk memastikan profesionalisme dalam dunia jurnalistik.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak untuk selalu mematuhi hukum dan etika dalam menjalankan profesi masing-masing. Praktik pemerasan tidak hanya merugikan korban secara finansial, tetapi juga merusak citra profesi jurnalistik itu sendiri.