Polri Libatkan Stakeholder Cegah Karhutla: Langkah Mitigasi Terpadu Selamatkan Hutan Indonesia
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengajak seluruh stakeholder untuk mencegah karhutla di Indonesia, mengingat luas lahan terbakar mencapai 376 ribu hektare di tahun 2024.

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali menjadi ancaman serius di Indonesia. Pada tahun 2024 saja, tercatat 376 ribu hektare lahan hangus terbakar, dengan Riau sebagai salah satu provinsi yang terdampak signifikan (11 ribu hektare). Hal ini mendorong Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk mengambil langkah proaktif dengan melibatkan berbagai pihak dalam upaya pencegahan.
Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, Kapolri, menyampaikan hal tersebut dalam Jambore Karhutla Riau 2025 di Siak, Riau. Beliau menekankan pentingnya mitigasi terpadu mengingat luasnya hutan Indonesia (95,5 juta hektare) yang rentan terhadap karhutla dan dampaknya yang merusak ekosistem serta menimbulkan kabut asap yang membahayakan kesehatan masyarakat. Upaya pencegahan ini menjadi krusial mengingat Indonesia memiliki hutan terluas kedelapan di dunia.
Sigit menjelaskan bahwa dampak karhutla bukan hanya kerusakan lingkungan, tetapi juga kerugian ekonomi dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dari semua pihak untuk mencegah bencana ini terjadi lagi. Langkah-langkah konkret yang telah dan akan dilakukan pun dijelaskan dalam acara tersebut.
Strategi Terpadu Polri dalam Pencegahan Karhutla
Dalam upaya mencegah karhutla, Polri telah dan akan terus menjalankan berbagai strategi. Beberapa di antaranya adalah edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, patroli rutin di kawasan rawan kebakaran, pembuatan sekat kanal dan embung untuk mencegah penyebaran api, serta pemantauan titik panas melalui aplikasi Lancang Kuning. Semua upaya ini bertujuan untuk meminimalisir potensi kebakaran hutan dan lahan.
Selain upaya preventif, penegakan hukum juga tetap menjadi prioritas. Polri menegaskan komitmennya untuk menindak tegas para pelaku pembakaran lahan sebagai ultimum remedium, memberikan efek jera bagi para pelaku dan mencegah terulangnya tindakan serupa. Hal ini merupakan bagian penting dari strategi terpadu untuk mengatasi masalah karhutla.
Program Green Policing yang dicanangkan Polda Riau juga menjadi landasan penting dalam upaya ini. Program ini mendorong kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, akademisi, tokoh adat, LSM, dan generasi muda, untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan.
Kolaborasi Multipihak: Kunci Sukses Pencegahan Karhutla
Jambore Karhutla Riau 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam menjaga lingkungan. Kapolri menekankan pentingnya kolaborasi multipihak dalam upaya pencegahan karhutla. Dengan melibatkan berbagai stakeholder, diharapkan upaya pencegahan akan lebih efektif dan menyeluruh.
Kerjasama ini mencakup berbagai aspek, mulai dari edukasi dan sosialisasi hingga penegakan hukum. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan Indonesia dapat meminimalisir dampak negatif karhutla dan menjaga kelestarian hutannya untuk generasi mendatang. Partisipasi aktif dari seluruh komponen bangsa sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan ini.
Inisiatif ini sejalan dengan visi Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045. Melindungi lingkungan merupakan modal utama untuk mencapai visi tersebut. Oleh karena itu, komitmen bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan harus terus diperkuat.
Kapolri juga menyampaikan, “Mari kita jadikan momentum ini sebagai langkah nyata dalam memperkuat komitmen bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan sebagai modal utama dalam menggapai visi Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045.”
Dengan strategi terpadu dan kolaborasi yang kuat, diharapkan Indonesia dapat mengatasi masalah karhutla dan menjaga kelestarian hutannya untuk generasi mendatang. Upaya ini merupakan investasi penting untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.