Potensi Perputaran Uang Rp2.000 Triliun di Koperasi Desa Merah Putih
Menkop Budi Arie Setiadi optimistis Koperasi Desa Merah Putih akan menghasilkan perputaran uang hingga Rp2.000 triliun, mendorong ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat desa.

Jakarta, 19 Maret 2025 - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM), Budi Arie Setiadi, mengungkapkan potensi luar biasa dari Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih). Ia memperkirakan perputaran uang yang dihasilkan bisa mencapai angka fantastis, yaitu Rp2.000 triliun. Inisiatif ini, yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto, diyakini akan menjadi penggerak utama perekonomian lokal dan pemberdayaan masyarakat desa di seluruh Indonesia. Potensi ini diungkap Menkop dalam acara 'Ramadhan Delight Market' di Jakarta.
Perhitungan Menkop didasarkan pada proyeksi anggaran sebesar Rp7 miliar untuk setiap koperasi desa. Dengan jumlah desa di Indonesia sekitar 70 ribu, maka total perputaran uang dari sektor konsumsi saja diperkirakan mencapai Rp490 triliun (Rp7 miliar x 70.000 desa). Namun, angka ini masih belum mencakup potensi dari sektor produksi. Jika desa-desa tersebut juga aktif dalam sektor produksi, seperti pertanian, perikanan, dan hortikultura, maka perputaran uang bisa meningkat dua hingga tiga kali lipat.
"Tadi kita sudah hitung kalau satu koperasi desa ini (anggarannya) Rp7 miliar saja, sudah Rp490 triliun berputar. Itu baru dari sisi konsumsi. Kalau desanya produksi, bisa 2-3 kali lipat, bisa Rp1.500 triliun sampai Rp2.000 triliun berputar di Kopdes Merah Putih. Itu bukan angka yang kecil," jelas Menkop Budi Arie Setiadi.
Potensi Ekonomi Desa dan Dampak Nasional
Potensi perputaran uang yang sangat besar ini, menurut Menkop, akan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional. Desa-desa akan berperan sebagai lumbung pangan nasional dan pusat produksi pangan, meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk memberdayakan ekonomi desa dan mengurangi kesenjangan ekonomi antar wilayah.
Menkop menekankan pentingnya peran Kopdes Merah Putih dalam mendorong peningkatan produksi di sektor pertanian, perikanan, dan hortikultura. Dengan peningkatan produksi ini, perputaran uang di tingkat desa akan meningkat drastis, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. "Kalau desanya jadi desa produksi, produksinya ditingkatkan, terutama pertanian, perikanan, dan juga hortikultura, saya yakin perputaran ekonomi di desa dengan adanya Kopdes Merah Putih bisa Rp1.500 triliun sampai Rp2.000 triliun," tambahnya.
Lebih lanjut, Menkop menjelaskan bahwa perhitungan ini didasarkan pada data yang telah dikaji secara cermat. Ia menegaskan kembali bahwa dengan anggaran Rp7 miliar per koperasi desa, dan dengan 70 ribu Kopdes Merah Putih yang terbentuk, perputaran uang yang dihasilkan akan mencapai Rp490 triliun. Angka ini akan meningkat signifikan jika sektor produksi di desa-desa tersebut juga berkembang pesat.
Surat Edaran Pembentukan Kopdes Merah Putih
Sebagai langkah nyata untuk mewujudkan potensi ini, Menteri Koperasi dan UKM telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Tata Cara Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih. SE ini telah dikeluarkan pada Selasa, 18 Maret 2025, dan ditujukan kepada berbagai pihak terkait, termasuk menteri dan pimpinan lembaga pemerintah, gubernur, bupati/wali kota, kepala dinas koperasi, serta kepala desa di seluruh Indonesia.
Surat edaran ini memberikan panduan dan arahan teknis terkait pembentukan Kopdes Merah Putih, memastikan proses pembentukan koperasi desa ini berjalan secara terstruktur dan efektif. Dengan adanya pedoman yang jelas, diharapkan proses pembentukan Kopdes Merah Putih dapat berjalan lancar dan optimal, sehingga potensi ekonomi yang luar biasa ini dapat segera direalisasikan.
Pembentukan Kopdes Merah Putih diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan perekonomian di pedesaan dan mengurangi kesenjangan ekonomi antara desa dan kota. Dengan pengelolaan yang baik dan dukungan dari pemerintah, Kopdes Merah Putih berpotensi besar untuk menjadi pilar utama perekonomian Indonesia di masa depan.