Produksi Sampah Palembang Berkurang 280 Ton per Hari, Pemkot Terus Berinovasi
Pemkot Palembang berhasil mengurangi produksi sampah hingga 280 ton per hari berkat berbagai program inovatif, namun masih menghadapi tantangan dalam pengelolaan sampah.
![Produksi Sampah Palembang Berkurang 280 Ton per Hari, Pemkot Terus Berinovasi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/13/150105.642-produksi-sampah-palembang-berkurang-280-ton-per-hari-pemkot-terus-berinovasi-1.jpg)
Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang berhasil mengurangi produksi sampah hingga 280 ton per hari, dari 1.280 ton menjadi 1.000 ton. Penurunan signifikan ini merupakan hasil dari berbagai program yang dicanangkan Pemkot Palembang sejak awal tahun 2025. Keberhasilan ini menunjukkan dampak positif dari upaya pengelolaan sampah yang lebih terintegrasi di kota tersebut. Namun, tantangan masih tetap ada.
Program Pengurangan Sampah di Palembang
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palembang, Akhmad Mustain, menjelaskan beberapa program andalan yang berkontribusi terhadap penurunan produksi sampah. Salah satunya adalah larangan penggunaan plastik sekali pakai di toko, pasar, dan UMKM. Program ini mendorong peralihan ke alternatif ramah lingkungan dan mengurangi volume sampah plastik yang dihasilkan. Selain itu, program 'Sampah Tukar Tumbler dan Kopi' (Satuko) dan program 'Rantang' juga berperan penting. Satuko memberikan insentif bagi warga yang membawa tumbler sendiri, sementara program Rantang memanfaatkan sisa makanan hotel untuk disalurkan kepada warga yang membutuhkan, mengurangi sampah makanan.
Meskipun berhasil mengurangi produksi sampah, Pemkot Palembang masih menghadapi kendala dalam hal pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan. Jumlah armada pengangkut sampah yang terbatas menjadi hambatan utama. Saat ini, hanya ada 141 mobil pengangkut sampah, dengan tambahan enam mobil pada tahun 2025. Jumlah armada yang ideal, menurut Mustain, adalah 225 mobil, dengan 210 unit operasional dan 15 unit cadangan.
Solusi Jangka Panjang: Proyek PSEL
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemkot Palembang tengah mengembangkan proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) yang ditargetkan beroperasi pada awal 2026. Proyek ini telah dinyatakan layak dan lulus kajian jual-beli listrik oleh PLN. Saat ini, Pemkot Palembang tengah menyelesaikan analisis dampak lingkungan (amdal). PSEL yang berlokasi di Keramasan, Kecamatan Kertapati, akan memiliki kapasitas terpasang 20 Megawatt (MW), mampu memasok listrik ke sekitar 16.000 rumah tangga. Sebanyak 16 MW akan diperjualbelikan, sementara 4 MW sisanya untuk penggunaan internal.
Tantangan Musim Buah dan Solusi Berkelanjutan
Pemkot Palembang juga menghadapi tantangan musiman. Pada awal Januari hingga pertengahan Februari 2025, musim buah-buahan lokal seperti durian, rambutan, duku, dan cempedak melimpah. Hal ini berpotensi meningkatkan jumlah sampah limbah sisa makanan. Pemkot perlu mempersiapkan strategi khusus untuk mengantisipasi lonjakan sampah selama musim panen buah ini. Mungkin perlu sosialisasi lebih intensif kepada masyarakat untuk mengolah limbah organik secara mandiri atau menyediakan fasilitas pengolahan kompos di tingkat komunitas.
Kesimpulannya, upaya Pemkot Palembang dalam mengurangi produksi sampah patut diapresiasi. Program-program inovatif yang dicanangkan telah menunjukkan hasil yang signifikan. Namun, tantangan dalam hal infrastruktur dan pengelolaan sampah masih perlu diatasi. Proyek PSEL diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan sampah di Palembang dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.