Program 3 Juta Rumah: Hunian Aman dan Nyaman untuk Perempuan dan Anak
Kementerian PPPA mendorong program 3 juta rumah tak hanya fokus pada kuantitas, namun juga kualitas lingkungan dan kesejahteraan psikososial keluarga, khususnya perempuan dan anak.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menekankan pentingnya pembangunan perumahan layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah secara holistik. Hal ini disampaikan terkait program pemerintah untuk membangun tiga juta rumah. Program ini tidak hanya berfokus pada jumlah rumah yang dibangun, tetapi juga pada kualitas lingkungan dan kesejahteraan psikososial keluarga yang menempatinya, khususnya perempuan dan anak.
Wakil Menteri PPPA, Veronica Tan, menyatakan dukungannya terhadap program tiga juta rumah. Beliau menjelaskan bahwa KemenPPPA mendorong agar program perumahan memperhatikan aspek kualitas lingkungan tempat tinggal. "Kami mendukung program tiga juta rumah ini, dan sesuai dengan tugas dan fungsi KemenPPPA kami mendorong program perumahan tidak hanya soal kuantitas, tetapi juga kualitas lingkungan tempat tinggal. Keluarga harus merasakan manfaat dari pembangunan, misalnya melalui community center yang bisa dimanfaatkan bersama," ujar Wamen PPPA Veronica Tan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Pembangunan perumahan yang berkualitas, menurut Wamen PPPA, harus mampu memberikan manfaat nyata bagi keluarga, termasuk perempuan dan anak. Hal ini mencakup aspek kesehatan, lingkungan, dan kesejahteraan psikososial. Ketersediaan ruang bersama, seperti community center, dinilai sangat penting untuk mendukung terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman bagi seluruh anggota keluarga.
Pembangunan Berbasis Komunitas untuk Perubahan Berkelanjutan
Wamen PPPA menekankan peran penting pembangunan berbasis komunitas dalam mengubah pola hidup masyarakat secara menyeluruh dan berkelanjutan. Pembangunan yang dimulai dari akar rumput, atau bottom-up, dinilai lebih efektif dalam memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Salah satu contoh program bottom-up yang berhasil adalah Ruang Bersama Indonesia (RBI).
RBI hadir di lingkungan permukiman masyarakat dan memberikan akses kepada berbagai fasilitas dan kegiatan yang bermanfaat bagi keluarga. Program ini tidak hanya digerakkan oleh pemerintah pusat, tetapi juga melibatkan berbagai lapisan masyarakat. "Selain inisiatif dari pemerintah pusat, RBI juga membuka ruang partisipasi dari berbagai lapisan masyarakat, seperti psikolog, instruktur olahraga, akademisi dari universitas, hingga pemerintah daerah dari tingkat provinsi hingga desa. Dengan kolaborasi tersebut, manfaat ruang-ruang bersama ini akan lebih terasa di lingkungan perumahan rakyat," tambah Wamen PPPA.
Kolaborasi multipihak dalam pembangunan RBI menunjukkan komitmen untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan fisik dan mental, serta kesejahteraan sosial keluarga. Keberadaan psikolog, instruktur olahraga, dan akademisi memberikan akses kepada layanan dan pengetahuan yang penting bagi masyarakat.
Partisipasi pemerintah daerah dari berbagai tingkatan memastikan bahwa program RBI selaras dengan kebutuhan dan kondisi spesifik di setiap wilayah. Dengan pendekatan yang holistik dan kolaboratif ini, diharapkan RBI dapat menjadi model pembangunan perumahan yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi masyarakat.
Program Tiga Juta Rumah dan Solusi Backlog Perumahan
Pemerintah Indonesia memiliki rencana besar untuk mengatasi permasalahan backlog perumahan nasional. Program tiga juta rumah yang digagas oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (KemenPUPR) bertujuan untuk menyediakan hunian layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Program ini diharapkan mampu mengurangi angka backlog perumahan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Namun, keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada jumlah rumah yang dibangun, tetapi juga pada kualitas lingkungan dan dukungan layanan sosial yang tersedia bagi penghuninya. KemenPPPA menekankan pentingnya integrasi aspek sosial dan lingkungan dalam pembangunan perumahan untuk memastikan terciptanya hunian yang aman dan nyaman, khususnya bagi perempuan dan anak.
Dengan mengintegrasikan program tiga juta rumah dengan pendekatan pembangunan berbasis komunitas seperti RBI, pemerintah dapat menciptakan lingkungan permukiman yang lebih sehat, aman, dan berkelanjutan. Hal ini akan memberikan dampak positif yang luas bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya perempuan dan anak.
Integrasi program ini memastikan bahwa pembangunan perumahan tidak hanya berfokus pada penyediaan tempat tinggal fisik, tetapi juga pada aspek sosial dan lingkungan yang penting bagi kesejahteraan keluarga. Dengan demikian, program tiga juta rumah tidak hanya menjadi solusi untuk backlog perumahan, tetapi juga sebagai investasi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak dan pemberdayaan perempuan.
Kesimpulan
Program tiga juta rumah merupakan langkah penting dalam mengatasi permasalahan perumahan di Indonesia. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada pendekatan holistik yang memperhatikan aspek kualitas lingkungan dan kesejahteraan psikososial keluarga. Kolaborasi antara KemenPUPR dan KemenPPPA, serta partisipasi aktif masyarakat, sangat krusial dalam mewujudkan hunian yang aman, nyaman, dan layak huni bagi seluruh masyarakat, khususnya perempuan dan anak.