Puting Beliung Hantam Kudus, 89 Rumah Rusak di Tujuh Desa
Puting beliung menerjang tujuh desa di Kecamatan Undaan, Kudus, Jawa Tengah, menyebabkan kerusakan pada 89 rumah dan kerugian ditaksir mencapai Rp80 juta.

Bencana puting beliung menerjang tujuh desa di Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada Selasa (6/5) sore pukul 15.30 WIB. Kejadian ini mengakibatkan kerusakan pada 89 rumah warga dengan variasi kerusakan yang berbeda-beda. Peristiwa ini terjadi setelah hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah tersebut.
Menurut Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, Munaji, dampak paling signifikan terlihat pada kerusakan atap rumah. Desa Glagahwaru mengalami kerusakan pada 18 rumah, Desa Sambung 30 rumah, dan Desa Medini 41 rumah. Pendataan di desa-desa lain masih berlangsung.
Selain kerusakan rumah, angin kencang juga mengakibatkan sejumlah pohon tumbang, mengganggu aktivitas warga. Kerugian materiil ditaksir mencapai Rp80 juta, dengan kebutuhan genteng diperkirakan mencapai 5.000 buah, dan angka ini berpotensi bertambah seiring kelanjutan pendataan.
Kerusakan Tersebar di Beberapa Desa
Data sementara menunjukkan kerusakan rumah tersebar di tujuh desa di Kecamatan Undaan. Kerusakan paling parah tercatat di Desa Medini dengan 41 rumah rusak. Warga dan pemerintah desa setempat langsung bergerak melakukan perbaikan secara gotong royong.
Meskipun upaya perbaikan sudah dilakukan, kebutuhan akan genteng masih sangat tinggi. BPBD Kudus dan pemerintah daerah setempat tengah berupaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut guna membantu warga yang terdampak.
Proses pendataan masih terus dilakukan untuk memastikan jumlah pasti rumah yang rusak dan kebutuhan material bangunan lainnya. Kerjasama antara warga, pemerintah desa, dan BPBD sangat penting dalam proses pemulihan pasca bencana ini.
Antisipasi Bencana di Masa Mendatang
Munaji mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap ancaman puting beliung, khususnya di daerah-daerah yang rawan bencana serupa. Ia mengimbau warga untuk selalu waspada saat terjadi hujan lebat disertai angin kencang.
Langkah antisipasi dini sangat krusial untuk meminimalisir dampak bencana. Pemantauan cuaca secara berkala dan kesiapsiagaan warga menjadi kunci dalam menghadapi potensi bencana alam di masa mendatang. Pemerintah daerah juga diharapkan untuk meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait mitigasi bencana.
Peristiwa puting beliung di Kudus ini menjadi pengingat pentingnya kesiapan menghadapi bencana alam. Gotong royong dan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi dan memulihkan dampak bencana ini.
Kerusakan yang terjadi tidak hanya berupa kerusakan material, namun juga berdampak pada psikologis warga yang terdampak. Dukungan psikososial juga perlu diberikan untuk membantu pemulihan mental warga.
Kerugian dan Kebutuhan Material
- Kerugian ditaksir mencapai Rp80 juta
- Kebutuhan genteng diperkirakan 5.000 buah (potensi bertambah)
- 89 rumah mengalami kerusakan bervariasi
"Kebutuhan genteng masih bisa bertambah, karena masih ada upaya pendataan oleh pihak desa yang terdampak bencana angin kencang," ujar Munaji.
Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pihak untuk lebih meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Semoga proses pemulihan pasca bencana dapat berjalan lancar dan warga terdampak dapat segera kembali pulih.