Sampel MBG Kirim ke Labkesda Jabar Usai Dugaan Keracunan Massal di Cianjur
Badan Gizi Nasional (BGN) kirim sampel makanan ke Labkesda Jabar untuk investigasi dugaan keracunan massal 176 orang di Cianjur, meliputi siswa dan warga, setelah mengonsumsi MBG dan makanan hajatan.

Cianjur, Jawa Barat - Dugaan keracunan massal yang menimpa 176 orang di Cianjur, Jawa Barat, telah membuat Badan Gizi Nasional (BGN) bergerak cepat. Sebanyak 78 siswa dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG), sementara 98 warga lainnya mengalami hal serupa usai menyantap makanan di sebuah hajatan. Kejadian ini telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur.
Sebagai respons cepat atas kejadian ini, BGN telah mengirimkan sampel makanan MBG yang disantap para siswa pada Senin, 21 April 2024, ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat. "Saat ini sampel MBG yang dimasak hari Senin (21/4) telah dikirimkan ke labkesda provinsi setempat. Kami sedang menunggu hasil dari sampel yang sudah dikirimkan, dan kami tentu akan update informasinya pada kesempatan pertama setelah hasil laboratorium keluar," jelas Kepala BGN, Dadan Hindayana, dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (22/4).
Hasil laboratorium diperkirakan akan keluar dalam waktu maksimal sepuluh hari ke depan. Meskipun perwakilan Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) setempat menyatakan makanan yang diolah telah memenuhi standar dan melalui proses yang seharusnya, investigasi tetap dilakukan untuk memastikan penyebab pasti keracunan. BGN menekankan komitmennya terhadap keselamatan para siswa dan menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan anak-anak adalah prioritas utama dalam Program MBG.
Investigasi Mendalam dan Langkah Pencegahan
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyampaikan empati dan kepedulian atas insiden ini. "Kami turut menyampaikan rasa empati dan berharap seluruh siswa segera pulih. Keselamatan dan kesehatan anak-anak adalah prioritas utama kami. Saat ini kami sedang melakukan pemeriksaan terkait dugaan penyebab keracunan, apakah berasal dari MBG atau bukan," ujar Dadan. Selain mengirimkan sampel ke labkesda, BGN juga mengambil langkah preventif untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Langkah-langkah pencegahan yang dilakukan BGN meliputi peningkatan pengawasan standar penyimpanan makanan di dapur MBG, penyempurnaan sistem MBG secara nasional, dan mendorong transparansi jadwal menu harian melalui kanal digital. BGN juga meningkatkan kapasitas pelatihan keamanan pangan bagi seluruh penyedia MBG. Hal ini menunjukkan komitmen BGN dalam memastikan keamanan dan kualitas makanan yang disajikan dalam program MBG.
Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur juga telah memaksimalkan penanganan terhadap korban keracunan, baik yang dirawat di rumah sakit maupun di rumah. Pihak Dinkes juga meminta agar seluruh siswa yang mengonsumsi MBG dan warga yang menyantap makanan di hajatan didata untuk keperluan investigasi lebih lanjut. Data yang dikumpulkan akan membantu dalam mengidentifikasi penyebab pasti keracunan dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Keracunan Massal Menimpa 176 Orang
Kepala Dinkes Cianjur, Yusman Faisal, mengungkapkan bahwa total korban keracunan massal mencapai 176 orang. Selain 78 siswa dari dua sekolah, terdapat 98 warga Kecamatan Mande yang mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dalam sebuah hajatan. "Sehingga, total warga yang mengalami keracunan selama dua hari terakhir sekitar 176 orang, dengan rincian 23 siswa SMP PGRI 1, 55 siswa MAN I Cianjur, dan 98 warga Kecamatan Mande," katanya. Kejadian ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap keamanan pangan, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat umum.
Saat ini, fokus utama adalah memberikan perawatan medis kepada para korban dan mengidentifikasi penyebab pasti keracunan. Hasil investigasi laboratorium diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat dan membantu dalam mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif di masa mendatang. Kasus ini menjadi pengingat pentingnya penerapan standar keamanan pangan yang ketat untuk mencegah kejadian serupa dan melindungi kesehatan masyarakat.
BGN dan Dinkes Cianjur bekerja sama untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan kasus ini. Informasi terbaru akan terus di-update setelah hasil laboratorium keluar. Semoga semua korban segera pulih dan kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait.