Satgas MTF Indonesia Sukses Misi Perdamaian di Lebanon: Tantangan di Laut Merah hingga Ketegangan dengan Israel
Satgas MTF TNI AL berhasil menjalankan misi perdamaian di Lebanon, menghadapi berbagai tantangan mulai dari ancaman di Laut Merah hingga tensi tinggi dengan Israel, namun tetap sukses dan mendapatkan berbagai penghargaan internasional.

KRI Diponegoro-365: Saksi Bisu Misi Perdamaian di Lebanon
KRI Diponegoro-365, kapal perang jenis Sigma milik Indonesia, telah menyelesaikan misi perdamaian di Lebanon sebagai bagian dari Satgas Maritime Task Force (MTF) TNI Konga XXVIII-O/Unifil. Perjalanan yang dimulai dari Surabaya pada 11 Desember 2023 ini dikomandani Letkol Laut (P) Wirasetyo Haprabu bersama 120 personel, menandai pertama kalinya Haprabu memimpin misi ke Lebanon. Tugas utama mereka adalah sebagai kapal hailing, memeriksa kapal asing yang melintasi perairan Mediterania, sebuah misi yang telah disetujui oleh PBB dan Satgas MTF negara lain.
Perjalanan Menuju Mediterania: Tantangan dan Negosiasi
Perjalanan menuju Mediterania tidaklah mudah. Di Laut Merah, dekat Yaman, ancaman dari kelompok pemberontak Houthi dan kehadiran kapal NATO sempat menghambat perjalanan. Namun, berkat negosiasi dan penjelasan tentang misi perdamaian, KRI Diponegoro akhirnya diizinkan melanjutkan perjalanan.
Sesampainya di perairan Mediterania, KRI Diponegoro mulai menjalankan tugasnya. Hampir setiap hari, kapal-kapal diperiksa, data kapal dikumpulkan dan dikirim ke Lebanon Armed Forces (LAF) Navy untuk mencegah masuknya barang ilegal seperti senjata. Sekitar 80 persen waktu selama satu tahun misi dihabiskan di laut, menghadapi terik matahari dan dinginnya angin malam.
Ketegangan dengan Israel: Provokasi dan Kewaspadaan
Pada Oktober 2024, situasi memanas ketika konflik antara Israel dan Hizbullah meningkat. Pesawat tempur dan drone Israel sering terlihat di atas KRI Diponegoro, bahkan beberapa kali melakukan manuver provokatif di sekitar kapal. Meskipun demikian, Haprabu dan pasukannya tetap tenang, bersiap siaga namun tidak sampai terjadi kontak fisik.
Menjaga Semangat Prajurit: Mengatasi Kejenuhan
Untuk mengatasi rasa jenuh yang mungkin dialami para prajurit selama bertugas di tengah laut, berbagai fasilitas hiburan disediakan di kapal, mulai dari gim, karaoke, hingga playstation. Komunikasi dengan keluarga juga diupayakan meskipun sinyal terbatas. Lomba-lomba, seperti tarik tambang, juga diadakan saat kapal bersandar untuk mengisi logistik.
Pengakuan Internasional: Penghargaan dari Jerman dan Negara Lain
Selama misi, KRI Diponegoro dan personelnya menerima berbagai penghargaan, termasuk yang paling berkesan yaitu dari Menteri Pertahanan Jerman. Ini merupakan penghargaan pertama bagi Satgas MTF Indonesia dari Jerman, sebagai pengakuan atas kontribusi mereka dalam pemeriksaan kapal dan latihan bersama dengan Satgas MTF negara lain. Penghargaan lain juga diterima dari Duta Besar Indonesia di Lebanon dan Turki.
Refleksi dan Harapan: Bersyukur atas Perdamaian Indonesia
Pengalaman bertugas di Lebanon memberikan pelajaran berharga bagi Letkol Haprabu dan seluruh personel. Mereka bersyukur atas perdamaian yang dinikmati Indonesia, kontras dengan situasi konflik yang mereka saksikan di Lebanon. Semoga pengalaman ini dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di Indonesia.