Sorotan Politik: Renville Antonio, Deddy Corbuzier, & Koalisi Permanen PKB
Berita politik terkini meliputi meninggalnya Renville Antonio, kebijakan Deddy Corbuzier terkait gaji stafsus, dan PKB yang bergabung dalam koalisi pemerintahan hingga 2029.

Berbagai peristiwa politik menarik perhatian publik kemarin, 14 Februari 2024. Dari kabar duka meninggalnya seorang tokoh partai hingga pembentukan koalisi pemerintahan yang solid. Berikut rangkumannya.
Meninggalnya Renville Antonio: Dedikasi untuk Partai Demokrat
Partai Demokrat berduka cita atas meninggalnya Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, Renville Antonio. Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengenang almarhum sebagai sosok yang berdedikasi tinggi dalam membangun partai. "Sepanjang hidupnya, almarhum mendedikasikan diri tanpa lelah untuk membangun dan membesarkan Partai Demokrat, serta komunitas Overlanding Indonesia" ungkap Herzaky. Kepergian Renville yang mendadak akibat kecelakaan di Situbondo, Jawa Timur, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar Partai Demokrat.
Kehilangan ini menjadi pengingat akan kontribusi penting para tokoh partai dalam perjalanan politik Indonesia. Dedikasi dan kerja keras mereka patut dihargai dan dikenang.
Deddy Corbuzier Tolak Gaji Stafsus Menhan
Deddy Corbuzier, Staf Khusus Menteri Pertahanan, memutuskan untuk tidak menerima gaji sebagai bagian dari tugasnya. Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Biro Informasi Pertahanan Kemenhan, Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang. Meskipun demikian, Kemenhan tetap akan memberikan hak administrasi gaji seperti yang diberikan kepada empat stafsus dan satu asisten khusus lainnya.
Keputusan Deddy Corbuzier ini menuai beragam reaksi. Beberapa pihak mengapresiasi keputusannya, sementara yang lain melihatnya sebagai sebuah langkah yang unik dalam konteks pemerintahan. Terlepas dari berbagai pandangan, langkah ini menunjukkan adanya pilihan alternatif dalam menjalankan tugas pemerintahan.
Kedekatan Prabowo dengan Pemimpin Negara Lain: Demi Kepentingan G20
Kedekatan Presiden Prabowo Subianto dengan sejumlah pemimpin negara seperti Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, PM India Narendra Modi, dan PM Malaysia Anwar Ibrahim dinilai membawa dampak positif bagi Indonesia dalam konteks G20. Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Philips J. Vermonte, menjelaskan bahwa hal ini didasari oleh kepentingan bersama sebagai anggota G20, khususnya dalam memajukan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Indonesia, sebagai negara berkembang, memiliki peran penting dalam forum G20. Kedekatan tersebut dapat memperkuat posisi tawar Indonesia dalam berbagai isu global dan mendorong kerja sama yang saling menguntungkan.
Efisiensi Anggaran Negara: Fokus pada Manfaat untuk Rakyat
Presiden Prabowo Subianto memaparkan strategi efisiensi anggaran negara di hadapan elite partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Presiden menekankan bahwa penghematan akan difokuskan pada pos-pos belanja yang kurang memberikan manfaat langsung bagi rakyat, seperti perjalanan dinas luar negeri yang kurang produktif, pembelian alat tulis kantor yang berlebihan, dan acara-acara seremonial yang kurang esensial. "Saya ingin laksanakan efisiensi, tetapi jelas efisiensi ini tidak mengganggu pekerjaan operasi sehari-hari," tegas Presiden Prabowo.
Langkah efisiensi ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penggunaan anggaran negara dan memastikan bahwa dana publik digunakan secara bertanggung jawab dan berdampak positif bagi kesejahteraan rakyat.
Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus: Koalisi Permanen hingga 2029
Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar, menyatakan bahwa PKB menerima tawaran Presiden Prabowo Subianto untuk membentuk koalisi permanen hingga 2029. Muhaimin meyakini bahwa koalisi permanen akan memperkuat percepatan pembangunan nasional. "Tentu PKB menyambut baik koalisi permanen, (karena itu) menjadi penguatan dari percepatan pembangunan,” ujar Muhaimin.
Pembentukan koalisi permanen ini diharapkan dapat menciptakan stabilitas politik dan pemerintahan yang kondusif untuk pembangunan jangka panjang. Hal ini juga dapat mempermudah proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan program-program pemerintah.