Target 50 Ton per Bulan, Pemkot Padangsidimpuan Genjot Penanaman Bawang Merah Unggulan
Pemerintah Kota Padangsidimpuan serius mengembangkan komoditas unggulan bawang merah di wilayahnya, dengan target memenuhi kebutuhan lokal dan meningkatkan produktivitas petani.

Pemerintah Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara, secara serius menggenjot pengembangan komoditas unggulan daerah dengan melakukan penanaman perdana bawang merah. Inisiatif ini berpusat di Kecamatan Padangsidimpuan Utara, menandai langkah strategis dalam memperkuat sektor pertanian lokal. Wali Kota Padangsidimpuan, Letnan Dalimunthe, menekankan bahwa penanaman ini merupakan upaya nyata masyarakat dalam mengembangkan potensi bawang merah yang memiliki prospek ekonomi menjanjikan.
Kegiatan tanam perdana ini dilaksanakan di atas lahan seluas 1.000 meter persegi, menggunakan benih bawang merah varietas SS Sakato sebanyak 100 kilogram. Pemilihan varietas SS Sakato bukan tanpa alasan; varietas ini terbukti sangat cocok dengan kondisi lahan di Padangsidimpuan. Pada musim tanam sebelumnya, varietas ini mampu menghasilkan panen yang mengesankan, mencapai 15 hingga 18 ton per hektare, berkat kualitas benih yang unggul dan bobot yang berat.
Langkah ini diambil untuk memenuhi kebutuhan bawang merah di Padangsidimpuan yang saat ini mencapai 50 ton per bulan, sebuah angka yang signifikan. Wali Kota Letnan Dalimunthe menegaskan bahwa untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan lahan panen minimal lima hingga tujuh hektare setiap bulannya. Kondisi ini menciptakan peluang besar bagi para petani di wilayah tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan mereka melalui budidaya bawang merah.
Potensi Besar Bawang Merah Padangsidimpuan
Pengembangan bawang merah di Padangsidimpuan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, mengingat tingginya permintaan pasar lokal. Dengan target kebutuhan 50 ton per bulan, inisiatif ini tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga pada kemandirian pangan daerah. Varietas SS Sakato yang digunakan telah membuktikan adaptasi dan produktivitasnya yang tinggi di lahan Padangsidimpuan, menjamin hasil panen yang optimal bagi petani.
Wali Kota Letnan Dalimunthe optimis bahwa dengan kualitas benih yang baik dan bobot panen yang berat, bawang merah Padangsidimpuan dapat bersaing di pasar. Keberhasilan musim tanam sebelumnya menjadi indikator kuat bahwa program ini memiliki dasar yang kokoh. Peningkatan produksi ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah, sekaligus menstabilkan harga di pasar lokal.
Potensi lahan yang luas dan dukungan iklim yang kondusif semakin memperkuat prospek bawang merah sebagai komoditas unggulan. Program ini juga diharapkan dapat menarik lebih banyak petani untuk terlibat dalam budidaya bawang merah, menciptakan ekosistem pertanian yang lebih dinamis dan produktif di seluruh wilayah Padangsidimpuan.
Sinergi Pemerintah dan Petani untuk Pertanian Berkelanjutan
Keberhasilan program penanaman bawang merah ini sangat bergantung pada sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, petani, dan kelompok tani. Wali Kota Letnan Dalimunthe menekankan pentingnya kolaborasi ini untuk memajukan sektor pertanian di Padangsidimpuan agar semakin maju dan produktif. Dukungan pemerintah tidak hanya terbatas pada inisiasi penanaman, tetapi juga pada perbaikan infrastruktur pertanian.
Program ini merupakan bagian integral dari pengelolaan Sumber Daya Genetik (SDG) hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, yang berada di bawah kewenangan kabupaten/kota. Pendanaan untuk kegiatan ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025, menunjukkan komitmen pemerintah pusat dalam mendukung pengembangan pertanian di daerah. Hal ini memastikan keberlanjutan program dan ketersediaan sumber daya yang memadai.
Masleha Siregar, Perwakilan Kelompok Wanita Tani Maju Bersama, menyambut baik kolaborasi ini. Ia mengungkapkan bahwa perhatian pemerintah terhadap perbaikan saluran irigasi serta penyediaan alat dan mesin pertanian sangat dibutuhkan oleh kelompok tani. Dukungan infrastruktur dan fasilitas ini menjadi kunci dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas lahan pertanian, sekaligus memberdayakan petani lokal, khususnya kaum wanita tani.