Target Pendapatan Pasar Kota Jambi Rp7 Miliar di 2025: Strategi Baru Dipersiapkan
Disperindag Kota Jambi menargetkan pendapatan Rp7 miliar lebih dari pengelolaan pasar pada 2025 dengan strategi baru penagihan dan adaptasi teknologi digital untuk mengatasi penurunan kunjungan akibat tren belanja online.

Pemerintah Kota Jambi memasang target pendapatan asli daerah (PAD) dari pengelolaan pasar mencapai lebih dari Rp7 miliar di tahun 2025. Target ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Jambi, Amran, pada Rabu lalu. Angka ini sama dengan target di tahun 2024, namun dengan strategi penagihan yang lebih efektif.
Untuk mencapai target tersebut, Disperindag Kota Jambi akan menerapkan strategi baru dalam penagihan retribusi kepada para pedagang. Salah satu strategi kunci adalah memaksimalkan peran tim penagihan khusus yang akan didampingi petugas Disperindag. Pendampingan ini bertujuan memberikan pemahaman dan penjelasan yang lebih baik kepada pedagang terkait retribusi yang harus dibayarkan.
"Target 2025 sama dengan 2024, upaya untuk kejar target itu kota punya strategi baru di mana peran petugas khusus penagihan kita maksimalkan," jelas Amran. Dengan adanya pendampingan, diharapkan proses penagihan berjalan lebih lancar dan mengurangi potensi permasalahan.
Langkah ini diambil sebagai respons atas capaian tahun 2024. Realisasi pendapatan dari sektor pasar tahun lalu hanya mencapai 75 persen dari target, yaitu sekitar Rp5 miliar lebih. Padahal, target pendapatan tahun 2024 juga sebesar Rp7 miliar lebih.
Penurunan pendapatan ini sejalan dengan tren penurunan jumlah pengunjung pasar yang juga menjadi perhatian Pemerintah Kota Jambi. Seperti yang disampaikan oleh Penjabat Wali Kota Jambi, Sri Purwaningsih, tren belanja online turut memengaruhi jumlah pembeli di pasar tradisional. Kondisi ini berdampak pada penurunan omzet pedagang dan pendapatan daerah dari retribusi.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Jambi mendorong para pedagang untuk memanfaatkan teknologi digital sebagai strategi untuk meningkatkan daya saing dan menarik lebih banyak pembeli. Integrasi sistem digital diharapkan dapat membantu pedagang menjangkau konsumen lebih luas dan meningkatkan pendapatan mereka, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap peningkatan PAD dari sektor pengelolaan pasar.
Dengan strategi penagihan yang diperkuat dan dorongan pemanfaatan teknologi digital, Pemerintah Kota Jambi optimis dapat mencapai target pendapatan Rp7 miliar lebih dari pengelolaan pasar di tahun 2025. Keberhasilan strategi ini akan berdampak positif pada perekonomian daerah dan kesejahteraan para pedagang.