Terungkap! Kolaborasi Pemkab Kotim dan Pengusaha Selamatkan Terminal Patih Rumbih Sampit dari Kerusakan Parah
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur berkolaborasi dengan pengusaha bus untuk memperbaiki kerusakan parah di Terminal Patih Rumbih Sampit, mengatasi kendala anggaran.

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) bersama para pengusaha bus telah mengambil langkah konkret untuk mengatasi kerusakan parah di area Terminal Patih Rumbih Sampit. Kolaborasi ini dilakukan sebagai respons terhadap kondisi lahan terminal yang belum tertangani secara permanen, menyebabkan kubangan-kubangan besar yang mengganggu aktivitas operasional.
Penanganan sementara ini merupakan hasil kesepakatan setelah Dinas Perhubungan Kotim menggelar rapat dengan empat perusahaan otobus besar yang beroperasi di terminal tersebut. Inisiatif ini menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga kelancaran transportasi umum di wilayah Kotim.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Kotawaringin Timur, Raihansyah, menyampaikan apresiasi atas partisipasi aktif para pengelola bus dalam menanggulangi kerusakan ini. Langkah ini diambil mengingat keterbatasan anggaran pemerintah daerah untuk melakukan perbaikan permanen dalam waktu dekat.
Kondisi Terminal dan Kendala Anggaran Daerah
Terminal Patih Rumbih, yang berlokasi di Jalan MT Haryono Sampit, menghadapi masalah serius pada bagian lahannya. Area ini belum dicor semen secara permanen, mengakibatkan terbentuknya kubangan-kubangan besar yang sangat mengganggu pergerakan bus dan kenyamanan penumpang. Kondisi ini telah berlangsung cukup lama dan memerlukan penanganan segera.
Menurut Raihansyah, pemerintah daerah mengakui adanya kendala signifikan terkait keterbatasan anggaran. Situasi finansial ini menjadi penghalang utama bagi Dinas Perhubungan untuk melakukan perbaikan menyeluruh dan permanen terhadap infrastruktur terminal. Oleh karena itu, fokus saat ini adalah pada penanganan darurat untuk memastikan operasional tetap berjalan.
Meskipun menghadapi tantangan anggaran, pemerintah Kabupaten Kotim tetap berupaya mengoptimalkan fungsi Terminal Patih Rumbih. Terminal ini, meski masuk kategori tipe C yang seharusnya melayani angkutan antar kecamatan, faktanya juga menjadi titik singgah penting bagi bus antar kabupaten dan antar provinsi.
Perbaikan area terminal memerlukan pendekatan khusus karena harus mampu menahan beban berat bus yang beroperasi setiap hari. Pengerjaan tidak bisa disamakan dengan pengaspalan jalan biasa, mengingat intensitas penggunaan dan bobot kendaraan yang melintas di area tersebut.
Solusi Kolaboratif dan Penanganan Sementara
Menyikapi kondisi darurat tersebut, Dinas Perhubungan Kotim segera mengundang perwakilan dari empat perusahaan otobus utama yang melayani rute melalui Terminal Patih Rumbih. Perusahaan-perusahaan tersebut meliputi Yessoe, Damri, Candi Agung, dan Logos, yang secara rutin menggunakan fasilitas terminal ini.
Dari pertemuan tersebut, tercapai kesepakatan penting: para pengusaha bus siap berkontribusi secara swadaya. Mereka berkomitmen untuk menyediakan material yang diperlukan guna menutupi lubang-lubang yang dalam dan parah di area terminal. Ini merupakan wujud nyata dari tanggung jawab sosial perusahaan terhadap fasilitas publik.
Raihansyah menjelaskan bahwa lubang-lubang tersebut akan ditutup sementara menggunakan material agregat. Penanganan ini bersifat darurat sambil menunggu ketersediaan anggaran pemerintah untuk perbaikan yang lebih permanen di masa mendatang. Langkah ini diharapkan dapat meminimalisir gangguan dan risiko kecelakaan di terminal.
Data menunjukkan bahwa sekitar 50 unit bus masuk ke Terminal Patih Rumbih setiap harinya. Angka ini menegaskan betapa krusialnya fungsi terminal bagi mobilitas masyarakat. Upaya kolaboratif antara pemerintah dan swasta ini menjadi contoh positif dalam menjaga infrastruktur vital tetap berfungsi optimal meskipun di tengah keterbatasan.