UMKM Butuh Inovasi dan Teknologi untuk Maju, Rektor Unsoed Dorong Kolaborasi
Rektor Unsoed, Prof. Akhmad Sodiq, menekankan pentingnya inovasi dan teknologi dalam pengembangan UMKM di Indonesia, mendorong kolaborasi perguruan tinggi dan pemerintah untuk meningkatkan daya saing.

Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, menjadi pusat perhatian setelah Rektornya, Prof. Akhmad Sodiq, menyampaikan pentingnya inovasi dan teknologi dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pernyataan tersebut disampaikan pada pembukaan kegiatan Entrepreneur Hub Terpadu Banyumas 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian UMKM di kampus Unsoed, Kamis (8/5).
Prof. Sodiq memaparkan bahwa pengembangan UMKM tidak bisa hanya mengandalkan cara-cara konvensional. Integrasi sains dan teknologi menjadi kunci utama untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas UMKM Indonesia di pasar global yang semakin kompetitif. Unsoed, dengan visi pengembangan sumber daya pedesaan dan kearifan lokal, siap berperan aktif dalam upaya ini.
Lebih lanjut, Rektor Unsoed menyatakan kesiapan Unsoed untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam mewujudkan cita-cita Presiden, yaitu percepatan swasembada pangan, ketahanan energi dan air, serta pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan UMKM. Hal ini sejalan dengan komitmen Unsoed untuk berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pentingnya Inovasi dan Teknologi untuk UMKM
Prof. Sodiq menekankan bahwa perguruan tinggi memiliki peran krusial dalam mendorong wirausaha berbasis sains. Ia mencontohkan pentingnya peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) yang masih rendah di Indonesia, dan bagaimana hal ini harus diimbangi dengan peningkatan kualitas lulusan yang siap bersaing di dunia kerja. "Setiap perguruan tinggi dituntut untuk lulusannya siap bekerja namun harus gaji minimal 1,5 UMR (Upah Minimum Regional)," tegasnya.
Dalam pengalamannya sebagai konsultan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Prof. Sodiq merumuskan tiga hal penting dalam pengembangan UMKM: penguatan kelembagaan kelompok, fasilitasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan yang terbukti meningkatkan produksi dan profit, serta fasilitasi pembiayaan.
Ia berharap kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, pemerintah, dan lembaga swasta, dapat menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan memperkuat UMKM Indonesia. "Mudah-mudahan ini akan berdampak ke masyarakat, bersama-sama mengokohkan UMKM dan meningkatkan kekuatan kemandirian ekonomi yang ada di NKRI yang kita cintai ini," katanya.
Kolaborasi Strategis untuk Pengembangan UMKM
Puncak acara ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian UMKM dan Unsoed. Penandatanganan dilakukan oleh Sekretaris Kementerian UMKM, Arif Rahman Hakim, dan Rektor Unsoed, Prof. Akhmad Sodiq, disaksikan oleh Wakil Menteri UMKM, Helvi Yuni Moraza. Kesepakatan ini menandai komitmen nyata untuk mengembangkan UMKM di Indonesia.
Tidak hanya itu, Unsoed juga menandatangani nota kesepahaman dengan Wadhwani Foundation. Kolaborasi strategis ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja baru, khususnya di sektor UMKM. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menciptakan wirausaha muda yang inovatif dan berdaya saing.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi model bagi perguruan tinggi lain di Indonesia untuk turut berkontribusi dalam pengembangan UMKM. Dengan menggabungkan kekuatan riset, teknologi, dan pendanaan, diharapkan UMKM Indonesia dapat semakin maju dan berkontribusi pada perekonomian nasional.
Kesimpulannya, pengembangan UMKM di Indonesia membutuhkan inovasi dan teknologi sebagai penggerak utama. Kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, pemerintah, dan lembaga swasta, sangat penting untuk mewujudkan hal tersebut. Dengan demikian, UMKM Indonesia dapat semakin berdaya saing dan berkontribusi pada peningkatan ekonomi nasional.