Sistem Data Tunggal Indonesia: Penguatan AI untuk Akurasi Bansos
Menko PM Muhaimin Iskandar mendorong integrasi kecerdasan buatan (AI) dalam sistem data tunggal sosial ekonomi masyarakat Indonesia untuk meningkatkan akurasi penyaluran bantuan sosial dan mencegah penyalahgunaan data.
![Sistem Data Tunggal Indonesia: Penguatan AI untuk Akurasi Bansos](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191633.252-sistem-data-tunggal-indonesia-penguatan-ai-untuk-akurasi-bansos-1.jpeg)
Jakarta, 11 Februari 2024 - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhaimin Iskandar, menekankan perlunya integrasi kecerdasan buatan (AI) dalam sistem Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan akurasi data dan mencegah penyalahgunaan bantuan sosial (bansos).
Dalam pernyataan di Jakarta Selatan, Selasa lalu, Muhaimin menjelaskan bahwa penggunaan AI, misalnya verifikasi identitas melalui pemindaian retina, akan mencegah penyalahgunaan data dan memastikan bansos tepat sasaran. "Ke depan, mau tidak mau, data tunggal sosial ekonomi nasional harus diperkuat dengan AI," tegasnya. Ia menambahkan bahwa sistem ini akan mencegah praktik penyalahgunaan data untuk mendapatkan bantuan ganda.
Integrasi AI dan Digitalisasi
Pemerintah Indonesia telah berhasil membangun DTSEN setelah beberapa kali percobaan. Muhaimin menyadari pentingnya integrasi AI dalam percepatan digitalisasi sektor ini. Menurutnya, AI akan menjadi bagian integral dalam meningkatkan produktivitas pemerintah dalam melayani masyarakat. "Dengan kesadaran pentingnya data tunggal ini, kita memasuki era yang membutuhkan AI untuk berperan lebih produktif, terutama bagi pemerintah dalam melayani kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Namun, Muhaimin juga mengingatkan pentingnya prinsip etika, transparansi, dan keadilan dalam pemanfaatan AI. Perkembangan teknologi, termasuk AI, harus diimbangi dengan pertimbangan etis yang matang untuk menghindari potensi penyalahgunaan.
DTSEN dan Sasaran Bansos
Menteri Sosial (Mensos), Syaifullah Yusuf, menyatakan DTSEN akan segera digunakan untuk memastikan bansos tepat sasaran. "Sesuai arahan Presiden, kita harus mengentaskan kemiskinan secara kolaboratif, sinergis, dan hasilnya signifikan," kata Mensos. Penggunaan DTSEN merupakan bagian dari perencanaan yang baik untuk memastikan intervensi pemerintah tepat sasaran.
Mensos berharap DTSEN dapat direalisasikan pada tahun 2025. Dengan data tunggal yang akurat, diharapkan penyaluran bansos dapat lebih efektif dan efisien, sehingga program pengentasan kemiskinan dapat mencapai hasil yang optimal. Integrasi DTSEN melibatkan berbagai kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah untuk memastikan koordinasi dan kolaborasi yang efektif.
Kesimpulan
Penggunaan AI dalam DTSEN merupakan langkah strategis pemerintah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyaluran bansos. Meskipun menawarkan banyak manfaat, penting untuk memastikan pemanfaatan AI dilakukan secara etis, transparan, dan adil. Integrasi teknologi dan data yang akurat diharapkan dapat membantu Indonesia dalam mencapai tujuan pengentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.