500 KK di Mataram Dapat Sambungan Air Bersih Gratis Tahun 2025
Pemerintah Kota Mataram akan memberikan bantuan sambungan air bersih gratis kepada 500 KK berpenghasilan rendah pada tahun 2025 mendatang melalui dana DAK sebesar Rp1,6 miliar, dengan fokus pada komitmen pembayaran tagihan bulanan.

Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan menyalurkan bantuan sambungan air bersih gratis kepada 500 kepala keluarga (KK) berpenghasilan rendah (MBR). Bantuan ini dianggarkan dari dana alokasi khusus (DAK) tahun 2025 sebesar Rp1,6 miliar. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses air bersih bagi MBR di Kota Mataram, yang saat ini masih memiliki angka cakupan air bersih sebesar 74 persen.
Proses pendataan penerima bantuan saat ini sedang berlangsung, dengan koordinasi bersama kelurahan setempat. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Lale Widiahning, menargetkan program ini akan dimulai pada triwulan kedua tahun 2025. Pihaknya menekankan pentingnya komitmen dari MBR untuk membayar tagihan bulanan setelah pemasangan sambungan air bersih, guna mencegah pemutusan layanan oleh PT Air Minum Giri Menang Mataram.
Meskipun sambungan air bersih akan diberikan gratis selama 1-3 bulan setelah pemasangan, keberlangsungan layanan bergantung pada pembayaran tagihan selanjutnya. Pengalaman sebelumnya menunjukkan penurunan cakupan air bersih dari 75 persen pada tahun 2023 menjadi 74 persen pada tahun 2024, sebagian disebabkan oleh banyaknya sambungan yang diputus karena tunggakan pembayaran.
Pentingnya Komitmen Pembayaran dan Seleksi Penerima
Proses seleksi penerima bantuan akan dilakukan secara selektif, dengan fokus pada komitmen pembayaran tagihan. Hal ini penting untuk memastikan keberlanjutan program dan efisiensi penggunaan dana. Pemerintah Kota Mataram berupaya meningkatkan cakupan air bersih hingga 100 persen, mengingat masih ada 26 persen penduduk yang belum mendapatkan akses air bersih.
Perkembangan perumahan di Kota Mataram juga menjadi faktor yang mempengaruhi kebutuhan air bersih. Program bantuan sambungan air bersih gratis tetap diprioritaskan untuk MBR, meskipun masih terdapat kendala di lapangan seperti penolakan dari masyarakat dengan berbagai alasan, termasuk ketidakmampuan membayar dan keberadaan sumber air alternatif seperti sumur.
Meskipun jaringan air bersih di Kota Mataram sudah terpasang hampir 99 persen, akses air bersih yang layak dan terjangkau masih menjadi tantangan. Program ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan MBR di Kota Mataram dengan memberikan akses air bersih yang aman dan berkelanjutan.
Tantangan dan Solusi
Salah satu tantangan dalam program ini adalah memastikan komitmen pembayaran dari MBR. Pemerintah Kota Mataram akan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya membayar tagihan air bersih. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan pendampingan kepada MBR dalam mengelola keuangan mereka agar mampu membayar tagihan air bersih setiap bulan.
Meskipun terdapat penolakan dari sebagian masyarakat, pemerintah Kota Mataram tetap berkomitmen untuk memberikan akses air bersih kepada MBR. Pemerintah akan terus melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat yang menolak program ini, dengan menjelaskan manfaat dan pentingnya akses air bersih bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah Kota Mataram juga akan terus berupaya meningkatkan cakupan air bersih di Kota Mataram dengan berbagai cara, termasuk dengan membangun infrastruktur air bersih baru dan memperbaiki infrastruktur air bersih yang sudah ada. Dengan demikian, diharapkan akses air bersih yang layak dan terjangkau dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Kota Mataram.
Dengan adanya program ini, diharapkan angka cakupan air bersih di Kota Mataram dapat meningkat dan masyarakat MBR dapat menikmati akses air bersih yang layak dan terjangkau. Keberhasilan program ini bergantung pada kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, terutama dalam hal komitmen pembayaran tagihan air bersih.