Bantahan Terdakwa Penembakan Bos Rental: Merokok Saat Menembak?
Sidang kasus penembakan bos rental di Tol Tangerang-Merak memasuki babak baru dengan terdakwa membantah keterangan saksi soal merokok saat menembak, memicu perdebatan di Pengadilan Militer II-08 Jakarta.

Jakarta, 18 Februari 2024 - Sidang kasus penembakan bos rental mobil di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak memasuki babak baru. Terdakwa, Kelasi Kepala (KLK) Bambang Apri Atmojo, membantah keterangan saksi kunci, Agam Muhammad (26), anak korban, yang menyatakan Bambang menembak sambil merokok. Peristiwa penembakan tersebut terjadi pada Kamis, 2 Januari 2024.
Kronologi Berbeda
Agam, dalam kesaksiannya di Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Cakung, Jakarta Timur, Selasa, 18 Februari 2024, menjelaskan dirinya mendengar suara tembakan dan melihat asap keluar dari mobil yang dikendarai para terdakwa. "Tiba-tiba saya mendengar letusan saja Pak. Dari dalam mobil Sigra itu keluar asap. 'Duar' gitu kan. Satu, dua kali 'duar'. Pas saya lihat lagi, habis letusan tembakan itu saya menunduk di mobil Brio. Pas saya melihat, dari dalam mobil Sigra keluar terus mengarah ke kami pak. Dengan santainya, yang saya lihat itu (terdakwa) sambil merokok," jelas Agam.
Keterangan Agam ini langsung dibantah oleh Bambang. Ia mengakui merokok di dalam mobil, namun membantah melakukannya saat menembak. Bambang mengklaim rokoknya terjepit karena panik. "Kami keberatan dengan kesaksian saksi 1 yang mengatakan kami (membunuh/menembak) dengan sambil menghisap rokok. Pada saat di dalam mobil memang kami sedang merokok tapi pada saat kami menembak dan turun dari mobil kami tidak menghisap rokok yang mulia. Tapi tanpa kami sadari, rokok kami terjepit yang mulia. Keadaan pada saat itu kami panik yang mulia," ujar Bambang.
Hakim Ketua, Letnan Kolonel Chk Arif Rachman, tampak meragukan penjelasan Bambang. "Terjepit di mana? Terjepit di jari-jari kamu? Gimana sih ya ngerokok ya begini (sambil memperagakan menjepit rokok). Itu bukan ngejepit, saya ngerokok juga begini. Keberatan sambil menghisap, tapi membawa rokok. Yang benar memegang ya," tanya Hakim Arif.
Perbedaan Versi Soal Pengejaran
Selain soal merokok, para terdakwa juga membantah keterangan saksi terkait pengejaran mobil rental. Mereka menyatakan tidak ada iktikad baik dari korban dan timnya. Bambang menjelaskan, "Kami keberatan saat saksi turun kami keberatan mengatakan baik-baik. Saat itu kami posisi waktu itu iring-iringan mobil Brio, Sigra baru X-Pander datang kecepatan tinggi mepet Brio. Mereka enggak iktikad baik." Hal senada disampaikan terdakwa lainnya, Sersan Satu Akbar Adli dan Sersan Satu Rafsin Hermawan, yang menegaskan tidak ada upaya pendekatan secara baik-baik dari pihak korban.
Namun, Agam tetap berpegang teguh pada keterangan awalnya. "Tetap pada keterangan, sesuai, karena ada buktinya," tegas Agam.
Detail Persidangan
Sidang yang dipimpin oleh Hakim Ketua Letnan Kolonel Chk Arif Rachman, bersama Hakim Anggota Letnan Kolonel Chk Nanang Subeni dan Letnan Kolonel Chk Gatot Sumarjono, dimulai pukul 09.10 WIB. Oditur Militer dari Oditurat Militer II-07 Jakarta yang menangani perkara ini adalah Mayor Chk Gori Rambe, Mayor Chk Mohammad Iswadi, dan Mayor Chk Wasinton Marpaung.
Ketiga terdakwa, KLK Bambang Apri Atmojo, Sersan Satu Akbar Adli, dan Sersan Satu Rafsin Hermawan, didakwa melakukan penadahan. Bambang dan Akbar juga didakwa melanggar pasal 340 KUHP Jo. pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP subsider Pasal 338 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP terkait pembunuhan berencana.
Persidangan ini masih berlanjut dan akan menentukan nasib ketiga terdakwa dalam kasus penembakan yang menggemparkan ini. Perbedaan keterangan antara saksi dan terdakwa menjadi poin krusial yang akan dipertimbangkan oleh majelis hakim.