BKN Terapkan Sistem Kerja dari Mana Saja Secara Bertahap
Badan Kepegawaian Negara (BKN) akan menerapkan skema bekerja dari mana saja (WFA) secara bertahap, diawali dengan uji coba satu hari kerja WFA per pekan, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan.

Badan Kepegawaian Negara (BKN) resmi menerapkan sistem kerja dari mana saja atau work from anywhere (WFA) secara bertahap. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Kepala BKN, Zudan Arif, di Jakarta pada Rabu, 19 Februari 2024. Penerapan WFA di lingkungan BKN akan dipantau ketat melalui sistem evaluasi kinerja harian untuk memastikan target kerja tetap tercapai.
Sistem WFA ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2023 tentang Hari Kerja dan Jam Kerja Instansi Pemerintah dan Pegawai ASN. Penerapannya di lingkungan BKN akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari uji coba satu hari kerja WFA per minggu. Keberhasilan program ini akan dievaluasi secara berkala, dengan kemungkinan peningkatan durasi WFA menjadi dua hari kerja per minggu jika evaluasi menunjukkan hasil positif dan kinerja pegawai tetap terjaga.
Langkah ini diambil BKN mengingat layanan pengelolaan manajemen ASN sudah berbasis digital melalui Sistem Aplikasi Manajemen ASN (SIASN). Seluruh proses, mulai dari penetapan NIP CPNS/PPPK hingga pensiun, telah terintegrasi secara digital. Dengan demikian, instansi lain yang membutuhkan layanan BKN dapat mengaksesnya secara daring tanpa perlu datang langsung ke kantor BKN, meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan.
Implementasi WFA di Lingkungan BKN
Zudan Arif menjelaskan bahwa penerapan WFA di BKN akan dimulai dari kantor pusat dan kemudian secara bertahap diterapkan di seluruh kantor regional dan UPT BKN di Indonesia. "Pendekatannya harus diikuti dengan efektivitas, untuk itu kami ajak juga instansi lain komunikasi ke BKN via daring," ujar Zudan. Hal ini menunjukkan komitmen BKN untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan publik melalui pemanfaatan teknologi digital.
Tahapan penerapan WFA di BKN akan diawali dengan uji coba satu hari kerja WFA per minggu. Setelah dua bulan, akan dilakukan evaluasi untuk menentukan kelanjutan program. Jika evaluasi menunjukkan hasil yang baik dan kinerja pegawai tetap optimal, maka durasi WFA akan ditingkatkan menjadi dua hari kerja per minggu. Proses evaluasi ini akan dilakukan secara berkala untuk memastikan efektivitas sistem WFA.
BKN menekankan bahwa penerapan WFA ini ditujukan untuk internal BKN. Sementara itu, penerapan WFA bagi ASN di luar BKN akan diatur oleh masing-masing instansi pemerintah, sesuai dengan karakteristik layanan publik yang mereka berikan. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dalam penerapan WFA disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing instansi.
Layanan BKN yang Sudah Terdigitalisasi
BKN telah melakukan digitalisasi layanan pengelolaan manajemen ASN secara menyeluruh. Proses digitalisasi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pengadaan ASN, penetapan NIP, validasi formasi, kenaikan pangkat, mutasi, hingga pensiun. Semua proses tersebut telah terintegrasi dalam SIASN, yang memungkinkan akses dan koordinasi yang lebih efisien.
Dengan terdigitalisasinya layanan BKN, instansi pemerintah lainnya dapat mengakses informasi dan layanan yang dibutuhkan secara daring. Hal ini mengurangi kebutuhan untuk datang langsung ke kantor BKN, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Sistem ini juga mempermudah komunikasi dan koordinasi antara BKN dengan instansi pemerintah lainnya.
Keberhasilan digitalisasi layanan BKN ini menjadi salah satu faktor pendukung penerapan WFA. Dengan sistem yang terintegrasi dan berbasis digital, BKN dapat dengan mudah memantau kinerja pegawai dan memastikan kelancaran operasional meskipun pegawai bekerja dari mana saja.
Kesimpulan
Penerapan WFA di BKN merupakan langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan publik. Dengan dukungan sistem digital yang terintegrasi, BKN optimistis dapat mencapai target kinerja meskipun menerapkan sistem kerja dari mana saja. Penerapan bertahap ini juga menunjukkan komitmen BKN untuk melakukan evaluasi dan penyesuaian secara berkala agar sistem WFA dapat berjalan optimal.