BPBD Kota Malang Siapkan 7 Langkah Antisipasi Cuaca Buruk
Menghadapi potensi cuaca buruk, BPBD Kota Malang telah menyiapkan tujuh langkah antisipasi, termasuk menyiagakan tim respons cepat dan memodifikasi sistem peringatan dini bencana.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang bergerak cepat merespon peringatan dini cuaca buruk dari BMKG. Peringatan tersebut menyebutkan potensi hujan deras disertai petir dan angin kencang pada 30 Januari hingga 1 Februari 2025. Sebagai respon, BPBD Kota Malang telah menyiapkan tujuh langkah antisipasi untuk melindungi warga.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno, menjelaskan langkah-langkah tersebut. Salah satu langkah utama adalah menyiagakan tim respons cepat (TRC) yang terdiri dari lintas organisasi perangkat daerah (OPD) dan kecamatan tangguh. Koordinasi dengan pemerintahan di wilayah Malang Raya juga dilakukan untuk memastikan kesiapsiagaan bersama.
"Potensi hujan deras disertai petir dan angin kencang dalam tiga hari ke depan mengharuskan kita siap," ujar Prayitno. Selain itu, BPBD juga memanfaatkan kelurahan tangguh untuk membantu penanggulangan bencana. Informasi mengenai wilayah rawan bencana disebarluaskan kepada masyarakat.
Langkah antisipasi lainnya adalah pembentukan posko siaga bencana di lima kecamatan: Blimbing, Lowokwaru, Sukun, Kedungkandang, dan Klojen. Hal ini bertujuan untuk mempercepat respon terhadap kejadian bencana yang mungkin terjadi.
Sistem peringatan dini bencana (early warning system/EWS) juga menjadi fokus perhatian. Prayitno menyatakan telah dilakukan pengecekan menyeluruh terhadap 24 unit EWS yang ada, 23 unit untuk banjir dan satu unit untuk tanah longsor.
Terdapat perubahan posisi pada satu unit EWS banjir. Awalnya berada di Kelurahan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang, EWS tersebut kini dipindahkan ke Gang Mirej, Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang. Alasan pemindahan ini adalah karena letak EWS sebelumnya di dekat Sungai Amprong yang sering meluap saat hujan deras.
"Pemindahan EWS dilakukan minggu lalu, karena luapan Sungai Amprong pernah merendam sekitar 170 rumah warga," jelas Prayitno. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas sistem peringatan dini dan meminimalisir dampak banjir.
BPBD Kota Malang mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan memperhatikan informasi cuaca terkini. Berdasarkan prakiraan cuaca, hujan disertai angin dan petir diperkirakan terjadi pada siang hari tanggal 1 Februari 2025. Kesiapsiagaan masyarakat sangat penting dalam menghadapi potensi cuaca buruk ini.