BPOM Gandeng IAI untuk Pendirian Sekolah Pengawasan Obat dan Makanan Demi Kemandirian Obat Nasional
BPOM berencana mendirikan sekolah pengawasan obat dan makanan menggandeng IAI untuk memperkuat pengawasan dan mencapai kemandirian obat nasional.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berencana membangun sekolah advokasi atau sekolah tinggi yang fokus pada pengawasan obat dan makanan. Inisiatif ini dilakukan melalui menggandeng Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Langkah ini diharapkan dapat memperkuat pengawasan obat dan makanan serta mendorong kemandirian obat nasional.
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menyatakan bahwa apoteker dari IAI memiliki keahlian luar biasa dalam meracik, menyiapkan, dan melakukan uji klinis obat. Keterlibatan mereka sebagai narasumber dan dosen di sekolah pengawasan obat dan makanan akan sangat berharga. Kerja sama ini diharapkan mempermudah BPOM dalam mencapai kemandirian obat nasional.
Menurut Taruna, pendirian sekolah ini akan membantu para ahli farmasi memahami proses perizinan obat dengan lebih baik. Selain itu, para lulusan sekolah ini diharapkan dapat bergabung dengan BPOM untuk memperkuat sistem pengawasan obat dan makanan secara keseluruhan.
Penguatan Kompetensi dan Kolaborasi untuk Kemandirian Obat
BPOM menyadari berbagai tantangan dalam mewujudkan kemandirian obat, termasuk perkembangan penyakit, perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan dinamika internasional. Untuk menjawab tantangan tersebut, BPOM mengadakan asistensi regulatori sebagai wujud komitmen untuk meningkatkan pelayanan, maturitas, dan kemampuan industri farmasi.
Dalam upaya meningkatkan peran industri farmasi, BPOM meluncurkan tiga program kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Program-program ini dirancang untuk mempercepat proses perizinan, meningkatkan kompetensi, dan memperkuat pengawasan.
Tiga program kolaborasi tersebut meliputi Program Joint Audit Pemasok yang diinisiasi oleh GP Farmasi Indonesia, Program Kolaborasi Gebrakan Akselerasi Perizinan Uji Klinik (Sigap Klinik) untuk mempercepat persetujuan pelaksanaan uji klinik dengan tetap mengutamakan keamanan dan kualitas, serta Program Pengembangan Kompetensi Apoteker bersama IAI.
Sinergi dengan Berbagai Pihak
Taruna Ikrar menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku industri farmasi, asosiasi profesi seperti IAI, dan instalasi kefarmasian dari berbagai rumah sakit, termasuk rumah sakit TNI dari Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Darat. Sinergi ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pengembangan industri farmasi nasional.
“Kolaborasi antara pelaku industri farmasi lewat gabungan industri farmasi, kemudian dengan asosiasi profesi yang kita sebut dengan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), kita sudah kerjasama. Dan juga dengan instalasi kefarmasian, misalnya dari rumah sakit-rumah sakit, termasuk dari rumah sakit TNI, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Darat,” jelas Taruna.
Melalui kolaborasi yang erat dengan berbagai pihak, BPOM optimis dapat mewujudkan kemandirian obat nasional dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.
Inisiatif BPOM dalam menggandeng IAI untuk mendirikan sekolah pengawasan obat dan makanan adalah langkah strategis untuk memperkuat sistem pengawasan dan mencapai kemandirian obat nasional. Dukungan dari berbagai pihak dan kolaborasi yang erat akan menjadi kunci keberhasilan program ini.