Bupati Mamuju Salurkan Bantuan Sembako Pasca Banjir Tamasapi
Bupati Mamuju menyalurkan 50 paket sembako dari Polda Sulbar kepada korban banjir dan longsor di Tamasapi, Mamuju, sebagai bagian dari penanganan bencana yang telah menelan korban jiwa dan kerugian materiil.
![Bupati Mamuju Salurkan Bantuan Sembako Pasca Banjir Tamasapi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/01/210051.963-bupati-mamuju-salurkan-bantuan-sembako-pasca-banjir-tamasapi-1.jpg)
Banjir Bandang di Mamuju: Bantuan Sembako Dikirim untuk Korban
Bencana banjir dan longsor menerjang Lingkungan Tamasapi, Kelurahan Mamunyu, Kecamatan Mamuju, Sulawesi Barat pada 26 Januari 2025 pukul 23.15 Wita. Hujan deras selama delapan jam mengakibatkan empat warga meninggal dunia dan beberapa lainnya luka-luka. Akibat bencana ini, Bupati Mamuju, Sutinah Suhardi, langsung menyalurkan bantuan.
Bantuan Sembako dari Polda Sulbar
Sebagai bentuk respon cepat atas bencana ini, Bupati Mamuju menyalurkan 50 paket sembako kepada para korban. Bantuan tersebut berasal dari Polda Sulawesi Barat. "Bantuan 50 sembako ini bertujuan meringankan beban korban terdampak banjir dan longsor di Lingkungan Tamasapi," ujar Bupati Sutinah di Mamuju.
Isi Paket Bantuan dan Penanganan Jangka Panjang
Setiap paket sembako berisi beras, mi instan, dan tikar. Namun, penanganan bencana ini tidak hanya bersifat sementara. Pemkab Mamuju menyadari wilayah tersebut rawan bencana dan tengah merencanakan strategi jangka panjang untuk mengantisipasi kejadian serupa di masa mendatang. Hal ini mengingat bencana tersebut juga menyebabkan kerugian materiil yang cukup besar.
Apresiasi dan Bantuan dari Berbagai Pihak
Pemkab Mamuju menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penanganan bencana di Tamasapi. Sebelumnya, BNPB telah memberikan bantuan berupa 200 paket sembako, 200 paket hygiene kit, 200 selimut, satu pompa alkom, dan Rp150 juta dalam bentuk uang tunai.
Imbauan Penjabat Gubernur Sulbar
Penjabat Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin, menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan. Ia menghimbau masyarakat sekitar untuk memelihara ternak bernilai ekonomis dan menghindari penanaman yang merusak lingkungan di wilayah pegunungan. Hal ini untuk mencegah terjadinya bencana serupa yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi dan korban jiwa.
Korban Jiwa dan Luka-luka
Bencana tersebut mengakibatkan empat korban meninggal dunia, yaitu Nasrul (40), Nurlela (24), Aysah (4), dan seorang bayi berusia satu bulan. Selain itu, terdapat empat korban luka-luka yang mengalami luka robek di kepala, luka lebam, dan bengkak di bagian wajah. Semua korban tewas dan luka telah dievakuasi dan mendapatkan perawatan intensif di RSUD Kabupaten Mamuju.
Kesimpulan
Banjir bandang di Mamuju telah menyoroti pentingnya kesiapsiagaan bencana dan pengelolaan lingkungan yang baik. Bantuan yang diberikan merupakan langkah awal, dan upaya jangka panjang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko bencana di masa depan. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan keselamatan bersama.