Fakta Kebutuhan Telur MBG: Pemerintah Pastikan Penyerapan Ayam Telur Lokal untuk Program Makan Bergizi Gratis Prabowo
Pemerintah serius dukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan memastikan Penyerapan Ayam Telur Lokal dari peternak. Berapa kebutuhan protein hewani yang masif ini?

Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk menyerap seluruh produksi daging ayam dan telur dari peternak lokal. Langkah strategis ini diambil guna mendukung penuh implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Kepastian penyerapan ini disampaikan oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, dalam acara Festival Ayam Telur dan Susu (FATS) 2025 di Jakarta. Menurut Hasan, apresiasi tinggi diberikan kepada subsektor peternakan nasional yang telah berhasil mencapai swasembada untuk dua komoditas vital ini, yaitu daging ayam dan telur.
Pencapaian swasembada tersebut menjadi fondasi kuat bagi pelaksanaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang merupakan komponen inti dari Program MBG. Ketersediaan pasokan protein hewani dalam negeri yang melimpah dipandang sebagai kunci utama keberhasilan program peningkatan gizi masyarakat ini.
Dukungan Penuh untuk Program Makan Bergizi Gratis
Hasan Nasbi menjelaskan bahwa swasembada daging ayam dan telur di Indonesia merupakan kabar baik. "Karena ternyata Indonesia sudah swasembada untuk daging ayam dan telur. Dengan program MBG, kebutuhan protein hewani ini pasti akan meningkat,” ujarnya.
Pemerintah menyatakan kesiapannya untuk menyerap hasil produksi dalam negeri demi memenuhi kebutuhan logistik program pangan gizi yang diperkirakan sangat besar. Skala kebutuhan ini menjadi indikator penting bagi peternak lokal.
Sebagai gambaran, Hasan menyebutkan, “Jika satu SPPG membutuhkan 300 ekor ayam dan 3.000 butir telur per hari, berarti akan cukup banyak telur dan ayam yang dibutuhkan.” Angka ini menunjukkan potensi penyerapan yang masif bagi produk peternakan lokal.
Hasan juga menekankan pentingnya keberlanjutan subsektor peternakan dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Ketersediaan protein hewani yang stabil dan memadai dianggap krusial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan.
Sinergi Lintas Sektor untuk Ketahanan Pangan
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menambahkan bahwa penyediaan protein hewani merupakan bagian integral dari strategi besar menuju Indonesia Emas 2045. Ini merupakan visi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif.
Agung menegaskan bahwa penguatan protein hewani tidak dapat dilakukan oleh pemerintah sendiri. Oleh karena itu, festival seperti FATS 2025 menjadi platform penting untuk memperkuat sinergi lintas sektor, mendorong konsumsi protein hewani, dan pada akhirnya menciptakan SDM unggul.
Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat sangat ditekankan dalam upaya ini. Melalui kerja sama yang erat, tujuan peningkatan gizi berbasis sumber daya lokal dapat tercapai secara optimal.
Program ini juga mendapatkan dukungan kuat dari kalangan akademisi dan asosiasi peternakan nasional. Mereka melihat peningkatan konsumsi produk peternakan seperti ayam, telur, dan susu tidak hanya sebagai peluang ekonomi, tetapi juga sebagai intervensi gizi penting yang berbasis pada kemampuan produksi dalam negeri.
Masa Depan Peternakan Berkelanjutan
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk asosiasi peternakan, pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan pelaku industri, arah pembangunan peternakan Indonesia semakin jelas. Fokusnya adalah pada pencapaian gizi berkelanjutan yang sepenuhnya berpijak pada kemampuan produksi dalam negeri.
Komitmen pemerintah untuk Penyerapan Ayam Telur Lokal ini diharapkan memberikan kepastian pasar bagi peternak. Ini juga menjadi stimulus bagi peningkatan produksi dan kualitas produk peternakan, sejalan dengan kebutuhan Program Makan Bergizi Gratis yang akan segera diimplementasikan.