Fakta Mengejutkan PHK Global: Apindo Tegaskan Lapangan Kerja Baru Kunci Atasi Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyoroti pentingnya penciptaan lapangan kerja baru sebagai solusi utama mengatasi lonjakan PHK yang melanda berbagai negara, termasuk Indonesia.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) secara tegas menyatakan bahwa pemerintah memiliki peran krusial dalam membuka peluang lapangan kerja baru. Langkah ini dinilai esensial guna mengatasi masalah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terus meningkat, sehingga tidak memperparah angka pengangguran nasional.
Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo, Bob Azam, menjelaskan bahwa fenomena PHK bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan merupakan gelombang global. Menurutnya, fokus utama saat ini seharusnya adalah bagaimana menciptakan kesempatan kerja baru bagi individu yang terdampak PHK, bukan hanya meributkan terjadinya pemutusan hubungan kerja itu sendiri.
Pemerintah diharapkan mampu menciptakan setidaknya 15 lapangan kerja baru untuk setiap 10 orang yang kehilangan pekerjaan. Selain itu, relaksasi pada sektor-sektor tertentu yang dapat mendorong daya beli masyarakat juga menjadi prioritas, karena peningkatan daya beli akan memicu permintaan dan membuka lebih banyak lapangan kerja.
Menciptakan Peluang Kerja di Tengah Badai PHK
Pemerintah dituntut untuk benar-benar mengimplementasikan strategi pembukaan lapangan kerja baru secara konkret dan terukur. Bob Azam menekankan bahwa rasio ideal adalah menciptakan 15 lapangan kerja baru untuk setiap 10 individu yang mengalami PHK, menunjukkan urgensi dan skala tantangan yang dihadapi.
Selain penciptaan lapangan kerja secara langsung, Apindo juga menyoroti pentingnya intervensi pemerintah dalam memilih sektor-sektor ekonomi yang layak mendapatkan relaksasi. Relaksasi ini bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat secara signifikan, yang pada gilirannya akan memicu pertumbuhan permintaan produk dan jasa.
Peningkatan daya beli masyarakat akan secara otomatis mendorong pertumbuhan produksi dan investasi di berbagai sektor. Kondisi ini diharapkan dapat menciptakan efek domino positif, di mana perusahaan akan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat, sehingga membuka lebih banyak lapangan kerja baru.
Dampak Pandemi dan Tekanan Ekonomi Global
Fenomena PHK yang melanda berbagai negara saat ini merupakan salah satu dampak jangka panjang dari pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya pulih. Bob Azam menjelaskan bahwa perekonomian dunia secara keseluruhan sedang mengalami tekanan berat, yang memicu gelombang pemutusan hubungan kerja di banyak wilayah.
Sebagai contoh, China menghadapi lonjakan pengangguran di kalangan usia muda, dengan angka mencapai 20-30 persen dari total populasi usia produktif. Sementara itu, Singapura juga tidak luput dari gelombang PHK, khususnya di sektor perbankan, yang disebabkan oleh adopsi teknologi digital dan otomatisasi yang masif.
Bob Azam mengilustrasikan kondisi ekonomi global saat ini sebagai konsekuensi dari periode pandemi di mana banyak negara melakukan 'printing money' tanpa diimbangi produksi riil. Situasi ini kini berujung pada penyusutan ekonomi global, yang secara langsung berkontribusi pada peningkatan angka pengangguran dan PHK di berbagai belahan dunia.