Gubernur Sulbar Sesalkan Dugaan Penolakan Pasien di RSUD, Janji Evaluasi Total
Gubernur Sulawesi Barat menyesalkan dugaan penolakan pasien kecelakaan di RSUD Sulbar yang meninggal dunia dan berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap rumah sakit tersebut.

Mamuju, 23 April 2024 - Dugaan penolakan pasien kecelakaan lalu lintas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sulawesi Barat (Sulbar) yang mengakibatkan korban meninggal dunia telah menimbulkan gelombang kecaman. Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka, menyampaikan penyesalan mendalam atas insiden tersebut. Kejadian ini terjadi pada Selasa, 22 April 2024, di Jalan Salupangi Desa Botteng, Kabupaten Mamuju, melibatkan korban bernama Hendra yang kemudian dirujuk ke RSUD Sulbar.
"Sebagai gubernur, saya mohon maaf atas kejadian ini yang tidak mengenakkan dan menyesakkan kita," ungkap Suhardi Duka di Mamuju, Rabu. Ia menegaskan komitmennya untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh pejabat RSUD Sulbar, termasuk standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku di rumah sakit tersebut. "Kejadian ini tidak boleh terjadi di setiap institusi pemerintah," tegasnya.
Kejadian ini langsung menjadi sorotan publik dan memicu reaksi cepat dari berbagai pihak. Dewan Pengawas Rumah Sakit, bersama unsur pimpinan RSUD Sulbar, langsung menggelar pertemuan untuk membahas insiden tersebut. Pertemuan dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar, drg Asran Masdy, dan Direktur RSUD Sulbar, dr Maraintani Erna Dochri. Klarifikasi dan investigasi menjadi fokus utama dalam pertemuan tersebut untuk memastikan pelayanan kesehatan di RSUD Sulbar sesuai standar dan prinsip kemanusiaan.
Klarifikasi Pihak RSUD Sulbar dan Investigasi Mendalam
Menanggapi tudingan penolakan pasien, Direktur RSUD Sulbar, dr Maraintani Erna Dochri, dengan tegas membantah adanya niat untuk menolak pasien. "Kami akan membuka informasi seluas-luasnya sesuai ketentuan hukum yang berlaku, dan kami siap untuk diaudit serta dievaluasi demi perbaikan pelayanan di masa mendatang," jelasnya. Pihak RSUD Sulbar berkomitmen penuh untuk bekerja sama dalam proses investigasi yang akan dilakukan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar, drg Asran Masdy, turut menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden ini. Ia menekankan pentingnya prinsip kemanusiaan dan keselamatan pasien sebagai prioritas utama dalam pelayanan kesehatan. "Prinsip kemanusiaan dan keselamatan pasien adalah prioritas. Kami telah meminta klarifikasi langsung kepada pihak rumah sakit untuk mendapatkan kronologi kejadian yang sebenarnya. Jika ditemukan adanya kelalaian, tentu akan ada tindak lanjut sesuai aturan yang berlaku," ujarnya. Sebuah tim investigasi internal akan dibentuk untuk menyelidiki kasus ini secara menyeluruh dan transparan.
Tim investigasi ini melibatkan pihak RSUD dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar. Hasil investigasi akan menjadi dasar dalam mengambil langkah-langkah perbaikan dan meningkatkan akuntabilitas pelayanan kesehatan di Provinsi Sulbar. drg Asran Masdy juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi. Pemerintah Provinsi Sulbar menjamin setiap kasus akan ditindaklanjuti secara profesional dan bertanggung jawab.
Kronologi Kejadian Menurut Pihak RSUD
Menurut keterangan salah seorang dokter IGD RSUD Provinsi Sulbar, dr Yani, pasien Hendra memang datang dalam kondisi membutuhkan penanganan medis segera. Namun, karena ruang IGD RSUD Sulbar sedang penuh, dr Yani menyarankan agar pasien dibawa ke rumah sakit terdekat. "Saya sendiri yang langsung melayani pasien saat datang dan saat itu pasien masih dalam keadaan sadar," kata dr Yani, penanggung jawab jaga IGD saat pasien datang. Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut bukan penolakan, melainkan saran untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih cepat mengingat keterbatasan kapasitas IGD saat itu.
Penjelasan dr Yani diperkuat oleh pernyataan bahwa pasien Hendra disarankan untuk dirujuk ke rumah sakit terdekat karena kondisi ruang IGD yang penuh dan tidak memungkinkan untuk segera memberikan tindakan medis. "Kami kemudian meminta maaf, dan menyarankan agar pasien dibawa ke rumah sakit terdekat. Jadi bukan menolak pasien, tapi memintanya ke rumah sakit terdekat karena pasien harus segera mendapatkan tindakan serius," jelasnya. Pernyataan ini menjadi bagian penting dalam mengungkap kronologi kejadian dan memberikan konteks yang lebih jelas.
Pemerintah Provinsi Sulbar berkomitmen untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali. Proses investigasi yang transparan dan evaluasi menyeluruh terhadap RSUD Sulbar diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan memastikan keselamatan pasien menjadi prioritas utama. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pihak terkait untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Sulawesi Barat.