Gulkarmat Kepulauan Seribu Latih 30 Warga Pulau Pari Jadi Relawan Pemadam Kebakaran
Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu membentuk 30 Relawan Pemadam Kebakaran (Redkar) di Pulau Pari untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran.

Sebanyak 30 warga Kelurahan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, kini telah resmi menjadi Relawan Pemadam Kebakaran (Redkar). Hal ini merupakan hasil kerja sama antara Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu dengan masyarakat setempat. Pelatihan dan pembekalan diberikan untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi kebakaran di wilayah kepulauan tersebut.
Inisiatif ini dijalankan sebagai bagian dari program kerja Gulkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu tahun 2025. Program ini bertujuan memberdayakan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Pelatihan dasar dan praktik penggunaan alat pemadam kebakaran, termasuk alat tradisional seperti karung goni basah, diberikan kepada para relawan terpilih.
Kepala Sektor 8 Sudin Gulkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, Sumarno, menjelaskan bahwa pelatihan dilakukan di RPTRA Klanceng Putih, Pulau Lancang. Beliau menekankan pentingnya peran Redkar dalam menjaga keselamatan warga. "Usai pembinaan ini diharapkan Redkar akan menjadi lebih siap dalam menghadapi potensi bahaya kebakaran dan memastikan keselamatan warga," ujar Sumarno.
Pembentukan Relawan dan Sosialisasi APAR
Pembentukan Redkar di Pulau Pari merupakan kelanjutan dari program serupa yang telah sukses di Kelurahan Pulau Untung Jawa. Program ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2025. Selain pelatihan bagi relawan, Gulkarmat juga gencar mensosialisasikan pentingnya kepemilikan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di setiap rumah. Sosialisasi ini selaras dengan Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 5 Tahun 2025 tentang Gerakan Masyarakat Punya APAR.
Sumarno menambahkan, pembekalan yang diberikan meliputi tugas pokok dan fungsi Redkar, teori dasar api, dan prosedur penggunaan APAR. Para relawan juga dilatih menggunakan alat tradisional seperti karung goni basah untuk memadamkan api. Pelatihan ini dirancang agar para relawan mampu memberikan respon cepat dan efektif saat terjadi kebakaran.
Dukungan terhadap program ini datang dari berbagai pihak. Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Pulau Pari, Nasrudi, menyatakan dukungan penuhnya. Ia melihat program ini sebagai langkah penting dalam meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
Dukungan Masyarakat dan Harapan ke Depan
Antusiasme masyarakat Pulau Pari terhadap program ini sangat tinggi. Juned, Ketua RT 02/01 Kelurahan Pulau Pari, mengungkapkan rasa senangnya terlibat sebagai anggota Redkar. "Terima kasih kepada jajaran Sudin Gulkarmat yang telah memberikan kesempatan pada kami untuk bergabung menjadi Redkar," ucapnya. Ia berharap, pelatihan ini akan meningkatkan kemampuannya dalam membantu warga dan mempererat tali silaturahmi.
Para peserta pelatihan diharapkan dapat menularkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh kepada keluarga, tetangga, dan masyarakat luas. Dengan demikian, kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi kebakaran akan meningkat secara signifikan. Program ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
Inisiatif Gulkarmat ini tidak hanya berfokus pada pelatihan teknis, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat. Dengan melibatkan warga secara langsung, program ini bertujuan untuk menciptakan rasa tanggung jawab bersama dalam menjaga keselamatan lingkungan. Keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada partisipasi aktif dan kesadaran masyarakat Pulau Pari.