Identifikasi Korban Kebakaran Glodok: RS Polri Hadapi Kesulitan
Rumah Sakit Polri Kramat Jati kesulitan mengidentifikasi jenazah korban kebakaran Glodok Plaza karena kondisi jasad yang terbakar parah dan jumlah korban yang belum pasti, sehingga proses identifikasi diperkirakan memakan waktu hingga dua pekan.
Kebakaran di Glodok Plaza, Jakarta Barat, menimbulkan tantangan besar bagi tim identifikasi Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati. Insiden yang terjadi pada 19 Januari tersebut mengakibatkan sejumlah korban meninggal dunia dengan kondisi jenazah yang mempersulit proses identifikasi.
Kesulitan utama terletak pada kondisi jasad korban yang terbakar parah. Hal ini disampaikan langsung oleh Kabid Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi. Kondisi tersebut membuat identifikasi visual menjadi sangat sulit dilakukan. Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa peristiwa ini merupakan 'open disaster', di mana jumlah korban belum diketahui pasti karena lokasi kejadian merupakan tempat umum yang dapat diakses siapa saja.
Dugaan jumlah korban kemungkinan lebih dari angka yang dilaporkan. Ahmad Fauzi memperkirakan jumlah korban hilang bisa lebih dari 14 orang. Kemungkinan ini muncul karena ada potensi korban lain yang belum teridentifikasi atau keluarga korban yang tidak melapor karena berbagai alasan. Hingga saat ini, RS Polri telah menerima delapan kantong jenazah dan telah melakukan pemeriksaan Ante Mortem.
Proses identifikasi melibatkan data Ante Mortem dan Post Mortem. Data Ante Mortem didapatkan dari 14 keluarga yang melaporkan anggota keluarga mereka hilang pasca-kebakaran. Sementara data Post Mortem diperoleh dari pemeriksaan jenazah yang diterima. Kedua data ini akan direkonsiliasi setelah hasil pemeriksaan DNA keluar. Hasil identifikasi akan diumumkan setelah proses pencocokan data tersebut selesai.
Pengambilan sampel DNA menjadi bagian krusial proses identifikasi. Ahmad Fauzi menjelaskan, petugas akan mengambil sampel DNA dari bagian-bagian tubuh yang ditemukan di dalam kantong jenazah. Satu kantong jenazah bisa saja berisi bagian tubuh dari beberapa orang atau hanya dari satu orang saja. Proses ini membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian ekstra.
Proses identifikasi diperkirakan memakan waktu cukup lama. Tim DVI RS Polri memperkirakan proses identifikasi akan membutuhkan waktu satu hingga dua pekan, atau bahkan lebih lama. Hal ini disebabkan kondisi jenazah dan barang bukti yang sulit, sehingga memperlambat proses di laboratorium DNA.
Kendala utama bukan pada sarana dan prasarana, melainkan data Ante Mortem. Meskipun RS Polri memiliki sarana, prasarana, dan sumber daya manusia yang lengkap, kendala utama justru terletak pada pendalaman data Ante Mortem. Data yang komprehensif dan akurat sangat penting untuk mempercepat dan meningkatkan akurasi proses identifikasi.
Kesimpulannya, proses identifikasi korban kebakaran Glodok masih terus berlangsung dan membutuhkan waktu. Tantangan utama adalah kondisi jenazah dan belum lengkapnya data Ante Mortem. RS Polri berkomitmen untuk menyelesaikan proses identifikasi secepat dan sebaik mungkin.