Indonesia Menuju Negara Maju: Bergabung dengan OECD dalam Tiga Tahun Mendatang
Keanggotaan Indonesia di OECD dalam tiga tahun mendatang diproyeksikan akan meningkatkan status negara menjadi negara maju, sekaligus mendorong kerja sama ekonomi dan investasi internasional.

Indonesia di ambang babak baru dalam perjalanannya menuju negara maju. Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) RI, Yusril Ihza Mahendra, baru-baru ini mengumumkan bahwa Indonesia diperkirakan akan resmi bergabung dengan Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dalam tiga tahun mendatang. Keanggotaan ini diharapkan akan menjadi langkah strategis untuk meningkatkan status Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju. Hal ini disampaikan Yusril saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (27/3).
Kabar baik ini membawa angin segar bagi perekonomian Indonesia. Bergabungnya Indonesia dengan OECD, yang beranggotakan 38 negara maju, akan membuka peluang kerja sama ekonomi, investasi, dan pembangunan yang lebih luas. Lebih dari itu, keanggotaan ini juga akan memperkuat tata kelola pemerintahan dan transparansi di Indonesia, elemen kunci dalam membangun negara yang maju dan berkelanjutan.
Indonesia akan menjadi negara ketiga di Asia yang bergabung dengan OECD setelah Jepang dan Korea Selatan. Langkah ini menandai sebuah prestasi signifikan bagi Indonesia dan menunjukkan komitmen kuat pemerintah untuk melakukan reformasi menyeluruh dalam berbagai sektor, khususnya dalam pemberantasan korupsi dan peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik.
Syarat Bergabung dengan OECD dan Tantangan yang Dihadapi
Sebelum resmi menjadi anggota, Indonesia perlu memenuhi sejumlah persyaratan. Salah satu syarat utama adalah menandatangani Konvensi OECD mengenai penyuapan dan berbagai instrumen hukum lainnya yang menjadi standar bagi negara-negara maju. Reformasi regulasi di bidang antikorupsi, penyuapan, dan tata kelola pemerintahan yang bersih juga menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi.
Menko Yusril, yang baru-baru ini menyampaikan pidato mewakili Presiden RI Prabowo Subianto dalam sidang OECD di Paris, Prancis, menekankan pentingnya reformasi ini. Dalam pidatonya, ia memaparkan sejarah perjuangan Indonesia dalam memberantas korupsi sejak tahun 1958, termasuk perkembangannya setelah meratifikasi Konvensi PBB tentang Kejahatan Terorganisasi Transnasional (UNTOC) dan Konvensi PBB Melawan Korupsi (UNCAC) pada 2006.
Namun, Yusril mengakui bahwa Indeks Persepsi Korupsi Indonesia belum mengalami perubahan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. "Ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan," tuturnya. Tantangan ini mengharuskan pemerintah untuk melakukan reformasi menyeluruh dalam sistem hukum dan birokrasi, tidak hanya dalam hal regulasi, tetapi juga dalam penerapannya di lapangan.
OECD tidak hanya akan menilai berbagai aturan normatif, tetapi juga melihat penerapan aturan tersebut dalam praktiknya. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia dihadapkan pada tantangan sekaligus peluang untuk melakukan reformasi menyeluruh dalam tiga tahun ke depan. Keberhasilan dalam memenuhi persyaratan ini akan membuka jalan bagi Indonesia untuk bergabung dengan OECD dan meraih status negara maju.
Harapan untuk Masa Depan Indonesia
Dengan bergabungnya Indonesia sebagai anggota OECD, Menko Yusril berharap dapat semakin memperkuat perekonomian, meningkatkan transparansi tata kelola pemerintahan, dan mempercepat pembangunan menuju visi Indonesia Emas 2045. Keanggotaan ini diharapkan dapat menjadi katalis perubahan yang signifikan, mendorong terciptanya lingkungan investasi yang lebih baik, dan menarik lebih banyak investasi asing. Hal ini pada akhirnya akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Keanggotaan di OECD juga akan memberikan akses bagi Indonesia pada berbagai program dan sumber daya yang dapat mendukung upaya pembangunan berkelanjutan. Dengan komitmen dan kerja keras dari seluruh pihak, Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini untuk mewujudkan cita-cita sebagai negara maju yang bersih dari korupsi dan berkelanjutan.
Secara keseluruhan, bergabungnya Indonesia dengan OECD merupakan langkah besar dan strategis dalam pembangunan nasional. Tantangan yang ada harus dihadapi dengan komitmen dan kerja keras untuk memastikan Indonesia dapat memenuhi semua persyaratan dan meraih manfaat maksimal dari keanggotaan ini. Sukses Indonesia dalam bergabung dengan OECD akan menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam membangun Indonesia yang lebih baik dan lebih maju.