Jambi dan FAO Jalin Kerja Sama Deteksi Penyakit Ikan Lewat Aplikasi Sicekatan
Pemprov Jambi berkolaborasi dengan FAO untuk meningkatkan pengawasan penyakit ikan melalui aplikasi Sicekatan, guna mendeteksi dini dan mencegah wabah penyakit pada sektor perikanan Jambi.

Pemerintah Provinsi Jambi dan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) resmi menjalin kerja sama untuk meningkatkan pengawasan penyakit ikan di Provinsi Jambi. Kerja sama ini difokuskan pada pemanfaatan aplikasi Sistem Pelaporan Cepat Penyakit Ikan (Sicekatan), sebuah aplikasi teknologi yang diharapkan mampu mendeteksi dini dan mencegah meluasnya wabah penyakit pada sektor perikanan Jambi. Kerja sama ini diresmikan pada Rabu, 14 Mei 2024, di Jambi.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi, Asraf, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mempromosikan dan mengoptimalkan penggunaan aplikasi Sicekatan. Aplikasi ini diyakini akan memberikan informasi yang cepat dan akurat terkait penyakit ikan, sehingga penanganan dapat dilakukan secara efektif. Jambi dipilih sebagai salah satu lokasi percontohan utama dalam program ini.
Kerja sama ini melibatkan pelatihan bagi para pembudidaya ikan dan petugas lapangan di Provinsi Jambi, guna memastikan mereka mampu menggunakan aplikasi Sicekatan secara optimal. FAO berkomitmen untuk memberikan sosialisasi dan pendampingan teknis kepada para pembudidaya ikan di Jambi, khususnya mereka yang berskala kecil.
Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi Sicekatan
Rajendra Aryal, Kepala Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor-Leste, menjelaskan lebih lanjut mengenai proyek kerja sama ini. Ia menegaskan bahwa FAO telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Pemerintah Provinsi Jambi dalam penggunaan aplikasi Sicekatan. "Tujuan kami datang ke Jambi adalah untuk bertemu langsung dengan pelaku budidaya ikan skala kecil dan melihat langsung manfaat dari penggunaan aplikasi ini," ujar Aryal. "Kami ingin memastikan aplikasi ini memberikan dampak positif bagi mereka."
Aryal menambahkan bahwa pelatihan yang telah diberikan kepada pembudidaya ikan dan petugas lapangan bertujuan untuk membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menggunakan aplikasi Sicekatan. Mereka dilatih untuk mengamati, mendeteksi, dan melaporkan penyakit ikan secara tepat dan cepat melalui aplikasi ini.
Aplikasi Sicekatan dirancang untuk mempercepat proses pelaporan penyakit ikan kepada gugus tugas tanggap darurat penyakit ikan. Dengan demikian, tindakan pencegahan dan pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien, meminimalkan dampak kerugian ekonomi bagi para pembudidaya ikan.
Manfaat Aplikasi Sicekatan bagi Pembudidaya Ikan
Salah satu fokus utama dari kerja sama ini adalah memastikan aplikasi Sicekatan memberikan manfaat nyata bagi para pembudidaya ikan di Jambi, terutama mereka yang berskala kecil. Untuk itu, tim dari FAO berencana melakukan kunjungan lapangan ke Desa Teluk Ketapang, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari. Di lokasi tersebut, akan dilakukan simulasi penggunaan aplikasi Sicekatan dan demonstrasi manfaatnya bagi pembudidaya ikan skala kecil.
Dengan adanya simulasi ini, diharapkan para pembudidaya ikan dapat memahami secara langsung bagaimana aplikasi Sicekatan dapat membantu mereka dalam mendeteksi dini penyakit ikan, sehingga dapat mencegah kerugian yang lebih besar. FAO berharap kerja sama ini dapat menjadi model yang dapat ditiru di daerah lain di Indonesia.
Aplikasi Sicekatan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan para pembudidaya ikan di Jambi dengan mengurangi risiko kerugian akibat penyakit ikan. Sistem pelaporan yang cepat dan akurat akan memungkinkan intervensi yang tepat waktu dan efektif, melindungi usaha perikanan dan ketahanan pangan di daerah tersebut.
Kerja sama antara Pemprov Jambi dan FAO ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan sektor perikanan di Jambi. Dengan teknologi dan pelatihan yang tepat, diharapkan sektor perikanan Jambi dapat semakin maju dan berkelanjutan.