Jasad Lansia Tenggelam di Air Terjun Takapala Ditemukan
Tim SAR Gabungan menemukan jasad Daeng Jumba (60), warga Gowa, Sulawesi Selatan, yang tenggelam di Air Terjun Takapala setelah pencarian selama tiga hari.

Sebuah operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) di Air Terjun Takapala, Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, membuahkan hasil. Tim penyelam SAR Gabungan berhasil menemukan jasad Daeng Jumba, seorang lansia berusia 60 tahun, yang dilaporkan hilang dan tenggelam sejak Sabtu, 3 Mei 2025. Kejadian ini menyita perhatian warga sekitar dan tim SAR yang langsung bergerak cepat melakukan pencarian.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Makassar, Muhammad Arif Anwar, membenarkan penemuan tersebut. "Jenazah korban ditemukan penyelam pada kedalaman sembilan meter di air terjun Takapala, Malino, Gowa," ungkap Arif Anwar pada Senin. Penemuan ini mengakhiri pencarian selama tiga hari yang melibatkan berbagai upaya dan tim penyelamat.
Daeng Jumba, warga Pamolongan Lingkungan Biroro, dilaporkan hilang saat hendak mengambil air di sekitar air terjun. Diduga, ia terseret arus deras sungai yang berasal dari air terjun tersebut. Kejadian ini menyoroti bahaya yang mengintai di sekitar lokasi wisata alam, terutama saat musim hujan atau ketika arus sungai sedang deras.
Pencarian Intensif Selama Tiga Hari
Proses pencarian jasad Daeng Jumba melibatkan tim SAR Gabungan yang terbagi menjadi tiga Search Rescue Unit (SRU). SRU pertama menggunakan drone thermal untuk melakukan asesmen lokasi. SRU kedua melakukan pencarian dengan perahu karet dan penyelaman di sekitar air terjun. Sementara itu, SRU ketiga melakukan penyisiran di sepanjang aliran sungai.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Makassar, Andi Sultan, menjelaskan bahwa pihaknya menerima informasi hilangnya Daeng Jumba pada Sabtu, 3 Mei 2025, dan langsung menerjunkan tim ke lokasi kejadian. Upaya pencarian dilakukan secara intensif dan sistematis untuk mempercepat proses penemuan korban.
Jasad Daeng Jumba ditemukan sekitar 50 meter dari titik awal ia diduga terjatuh. Setelah ditemukan, jenazah langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk proses pemakaman. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan keselamatan saat berada di dekat aliran sungai atau air terjun.
Metode Pencarian dan Penemuan
Tim SAR Gabungan menggunakan berbagai metode pencarian untuk menemukan jasad Daeng Jumba. Penggunaan drone thermal memungkinkan tim untuk melakukan survei udara dan mendeteksi keberadaan korban di bawah permukaan air. Penyelaman dilakukan di area sekitar air terjun, sementara penyisiran sungai dilakukan untuk memastikan tidak ada kemungkinan korban terseret lebih jauh.
Strategi pencarian yang terorganisir dan penggunaan teknologi modern terbukti efektif dalam menemukan jasad korban dalam waktu relatif singkat. Kerja sama yang baik antar tim SAR juga menjadi kunci keberhasilan operasi pencarian ini. Kejadian ini menunjukkan pentingnya koordinasi dan kesiapsiagaan tim SAR dalam menghadapi situasi darurat.
Setelah ditemukan pada kedalaman sembilan meter, jasad Daeng Jumba kemudian dibawa ke permukaan dan diserahkan kepada pihak keluarga. Proses pemakaman pun dilakukan sesuai dengan adat dan tradisi setempat. Kejadian ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk selalu berhati-hati dan waspada saat berada di sekitar lokasi wisata alam yang berpotensi bahaya.
Kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai keselamatan di sekitar lokasi wisata air. Penting untuk selalu memperhatikan kondisi alam, arus air, dan potensi bahaya lainnya sebelum melakukan aktivitas di sekitar air terjun atau sungai.
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk selalu memprioritaskan keselamatan dan kewaspadaan, terutama saat berada di lingkungan alam yang memiliki potensi bahaya.