Kasus Narkoba Eks Satresnarkoba Barelang Dilimpahkan ke Pengadilan Batam
Kejaksaan Negeri Batam telah melimpahkan berkas perkara 12 tersangka, termasuk 11 mantan anggota Satresnarkoba Polresta Barelang dan seorang sipil, ke Pengadilan Negeri Batam terkait kasus penyalahgunaan narkoba.

Kasus Narkoba Mantan Polisi di Batam
Kejaksaan Negeri (Kejari) Batam telah melimpahkan berkas perkara 12 tersangka kasus narkoba ke Pengadilan Negeri (PN) Batam. Para tersangka meliputi 11 mantan anggota Satresnarkoba Polresta Barelang dan satu warga sipil yang berperan sebagai kurir. Pelimpahan berkas dan tersangka ini dilakukan pada Kamis, 16 Januari 2024.
Kepala Seksi Pidana Umum (Kasipidum) Kejari Batam, Iqram Saputera, membenarkan pelimpahan tersebut. Ia menjelaskan bahwa setelah pelimpahan, penahanan para tersangka kini menjadi tanggung jawab pengadilan.
Daftar Tersangka
Berikut daftar 11 mantan anggota Satresnarkoba Polresta Barelang yang menjadi tersangka: Satria Nanda (mantan Kasatnarkoba), Aris Chandra, Jaka Surya, Sigit Sarwoedi, Ibnu Ma’ruf, Zukifli Simanjuntak, Rahmadi, Fadillah, Aryanto, Junaedi Gunawan, dan Wan Rahmat. Satu tersangka sipil lainnya adalah Aziz Matua Siregar, yang bertugas sebagai kurir.
Proses pelimpahan berkas perkara dilakukan secara daring melalui aplikasi elektronik terpadu PN Batam, sebagaimana dikonfirmasi oleh Humas Pengadilan Negeri Batam, Welly Indrianto. Sistem elektronik ini memastikan proses berjalan efisien dan terintegrasi.
Setelah data input, PN Batam langsung menunjuk majelis hakim yang akan memimpin persidangan. Majelis hakim yang ditunjuk terdiri dari Ketua Majelis Hakim Tiwik, dan hakim anggota Douglas Napitupulu serta Andi Bayu. Meskipun berkas telah dilimpahkan, jadwal sidang perdana belum ditentukan.
Para tersangka diduga menyalahgunakan wewenang dengan menjual barang bukti narkoba jenis sabu. Mereka dijerat Pasal 114 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) atau Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ancaman hukumannya berat, bahkan bisa sampai hukuman mati.
Kasus ini menjadi sorotan karena melibatkan mantan anggota kepolisian. Proses hukum yang transparan dan adil sangat penting dalam kasus ini untuk menjaga kepercayaan publik terhadap penegakan hukum.