Kasus Narkoba: Mantan Kasat Narkoba Barelang Didakwa Pasal Berlapis
Mantan Kasatresnarkoba Polresta Barelang, AKP Satria Nanda, dan 11 terdakwa lainnya didakwa pasal berlapis terkait kasus narkotika dengan total 300 kg sabu yang melibatkan pemfakatan jahat, penyalahgunaan wewenang dan penggelapan barang bukti.

Skandal Narkoba di Kepri: Mantan Kasat Narkoba Barelang dan 11 Rekannya Didakwa Pasal Berlapis
Pengadilan Negeri Batam, Kamis (30/1), menggelar sidang dakwaan terhadap mantan Kasatresnarkoba Polresta Barelang, AKP Satria Nanda, dan sebelas terdakwa lainnya. Mereka didakwa dengan pasal berlapis Undang-Undang Narkotika terkait dugaan pemufakatan jahat dalam peredaran narkotika. Sidang ini menarik perhatian publik karena melibatkan sejumlah mantan anggota Satresnarkoba Polresta Barelang.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) mendakwa para terdakwa dengan pasal primer Pasal 114 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, juncto Pasal 64 KUHP; atau subsidair Pasal 112 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) juncto Pasal 64 KUHP; atau lebih subsidair Pasal 140 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Dakwaan tersebut menggambarkan beratnya tuduhan yang dihadapi para terdakwa, yang meliputi pemufakatan jahat, penyalahgunaan wewenang, dan penggelapan barang bukti.
Kronologi Kasus Narkotika yang Menjerat Para Terdakwa
Menurut surat dakwaan, kasus ini bermula dari informasi yang diterima Rahmadi, anggota Subdit I Satresnarkoba Polresta Barelang, pada Mei 2024. Informasi tersebut menyebutkan adanya pengiriman 300 kg sabu dari Malaysia menuju Jakarta, namun rencana pengiriman tersebut gagal. Informasi ini diperoleh dari seorang informan berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO) bernama Hendriawan, yang meminta bayaran Rp20 juta.
Informasi tersebut kemudian disebarkan ke beberapa anggota tim, termasuk Kanit I, Sigit Sarwoedi, dan akhirnya dilaporkan kepada Satria Nanda. Satria Nanda awalnya mengusulkan agar sebagian sabu disisihkan untuk membayar informan, namun ia kemudian menolak ide tersebut karena dianggap berisiko.
Kasus 100 kg Sabu dan Teguran dari Wakapolres
Pada 28 Mei 2024, Ditresnarkoba Polda Kepri merilis kasus narkotika. Keesokan harinya, Wakapolres Barelang menegur Satria Nanda atas minimnya pengungkapan kasus besar oleh jajarannya. Hal ini mendorong Satria Nanda dan Sigit untuk memproses informasi dari Rahmadi, yang melibatkan upaya untuk mengamankan 100 kg sabu dari Malaysia.
Praktik Suap dan Penggelapan Barang Bukti
Kasus serupa kembali terjadi pada 15 Juni 2024, di mana anggota Subnit I Satresnarkoba menerima informasi tentang pengiriman 50 kg sabu. Para terdakwa juga diduga membahas pembayaran kepada penjaga pantai sebesar Rp150 juta berupa barang bukti sabu seberat 6 kg. Dakwaan menyebutkan, sabu yang disisihkan oleh personel Subnit I kemudian dijual kepada terdakwa Aziz dan Zulkifli Simanjuntak.
Reaksi Para Terdakwa dan Jadwal Sidang Selanjutnya
Setelah pembacaan dakwaan, Satria Nanda dan Junaedi Gunawan menyatakan tidak keberatan dengan formil dakwaan. Namun, enam terdakwa lainnya mengajukan keberatan. Majelis Hakim menunda sidang dan menjadwalkan sidang lanjutan pembacaan eksepsi pada 3 Februari 2025, sementara sidang saksi-saksi dijadwalkan pada 20 Februari 2025.
Penasihat hukum Satria Nanda, Calvin Wijaya, menyatakan penerimaan formil dakwaan, namun akan membantah poin-poin dalam pokok perkara.