Kemlu RI Pulangkan 92 WNI Korban Perdagangan Manusia dari Myanmar
Kementerian Luar Negeri RI akan memulangkan 92 warga negara Indonesia (WNI) korban perdagangan manusia dari Myawaddy, Myanmar, menyusul keberhasilan pemulangan 46 WNI sebelumnya.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) kembali menunjukkan komitmennya dalam melindungi warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri. Pada Jumat, 21 Februari 2025, di Tangerang, Banten, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Judha Nugraha, mengumumkan rencana pemulangan 92 WNI yang diduga menjadi korban perdagangan manusia di Myawaddy, Myanmar. Pemulangan ini menyusul keberhasilan pemulangan 46 WNI pada Kamis malam sebelumnya, menggunakan dua penerbangan berbeda.
Sebagian besar dari 92 WNI tersebut merupakan pekerja migran yang dipaksa bekerja dan mengalami penyiksaan di Myawaddy. Mereka kebanyakan bekerja secara ilegal sebagai operator judi online. "Ada 92 warga negara Indonesia yang sedang dalam proses dipulangkan ke Indonesia," jelas Judha Nugraha. KBRI akan segera melakukan evakuasi dan pemulangan para WNI tersebut.
Kasus ini menyoroti permasalahan serius perdagangan manusia dan eksploitasi WNI di luar negeri, khususnya di Myanmar. Selain 92 WNI yang akan segera dipulangkan, Kemlu RI juga telah menerima laporan mengenai 270 WNI lainnya yang mengalami nasib serupa. Hal ini menunjukkan betapa besarnya permasalahan yang dihadapi dan perlunya upaya lebih intensif untuk mencegah dan mengatasi perdagangan manusia.
Penyelidikan Lebih Lanjut Terhadap Sindikat
Tidak hanya memfokuskan pada pemulangan korban, Kemlu RI juga akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap sindikat perdagangan manusia yang terlibat. "Beberapa dari mereka juga diketahui terlibat dalam sindikat perdagangan manusia. Ada yang sebagai pelaku, dan ada juga yang sebagai perekrut aktif. Berdasarkan informasi yang kami terima, perekrutnya adalah WNI. Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait hal ini," ujar Judha Nugraha. Informasi ini menunjukkan adanya jaringan sindikat yang perlu dibongkar untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa mendatang.
Kemlu RI telah mengidentifikasi sekitar 6.800 WNI yang terlibat dalam kasus perdagangan manusia dan operasi judi online hingga Februari 2025. Myanmar termasuk dalam 10 negara tujuan utama berdasarkan catatan Kemlu RI. Angka ini menunjukkan besarnya tantangan yang dihadapi dan perlunya kerja sama internasional untuk memberantas perdagangan manusia.
"Secara total, kurang lebih 6.800 warga negara kita terlibat dalam judi online, dan jumlahnya terus bertambah. Oleh karena itu, kami sangat mendorong upaya untuk menyelamatkan warga negara kita dari berbagai negara," tegas Judha Nugraha. Pernyataan ini menekankan urgensi upaya pencegahan dan penyelamatan WNI yang menjadi korban perdagangan manusia dan kejahatan transnasional lainnya.
Proses Repatriasi dan Langkah Pencegahan
Pemulangan 46 WNI pada Kamis malam dilakukan dalam dua tahap menggunakan penerbangan Batik Air ID7630 dan Air Asia QZ257. Keberhasilan ini menunjukkan komitmen Kemlu RI dalam melakukan evakuasi dan pemulangan WNI yang menjadi korban perdagangan manusia. Namun, pemulangan ini hanyalah sebagian kecil dari permasalahan yang lebih besar.
Langkah-langkah pencegahan perlu ditingkatkan untuk mencegah WNI menjadi korban perdagangan manusia. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai risiko bekerja di luar negeri secara ilegal sangat penting. Kerja sama antar lembaga pemerintah, termasuk penegak hukum dan instansi terkait, juga diperlukan untuk membongkar sindikat perdagangan manusia dan menuntut para pelakunya.
Pemerintah Indonesia perlu memperkuat kerjasama internasional untuk mengatasi perdagangan manusia secara global. Kerja sama dengan negara-negara tujuan, seperti Myanmar, sangat penting untuk melindungi WNI dan menuntut para pelaku kejahatan transnasional. Upaya ini membutuhkan komitmen bersama dari berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi WNI di luar negeri.
Dengan adanya kasus ini, diharapkan pemerintah dapat meningkatkan pengawasan dan perlindungan terhadap WNI yang bekerja di luar negeri, serta memperkuat kerjasama internasional untuk memberantas perdagangan manusia dan kejahatan transnasional lainnya. Pemulangan 92 WNI ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam melindungi hak-hak dan keselamatan WNI di manapun mereka berada.