Kerja Sama Pelatihan PMI: Menteri Karding Jajaki Potensi Alumni Untirta
Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding, berdiskusi dengan IKA Untirta terkait peluang kerja sama pelatihan pekerja migran Indonesia (PMI) untuk meningkatkan keterampilan dan mengurangi angka PMI ilegal.

Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) tengah berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatihan bagi para pekerja migran Indonesia (PMI). Pada Rabu, 12 Maret 2024, Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding, bertemu dengan perwakilan Ikatan Alumni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (IKA Untirta) di Jakarta untuk membahas peluang kerja sama pelatihan PMI. Pertemuan ini difokuskan pada upaya menekan angka PMI ilegal dan meningkatkan keterampilan para PMI agar lebih kompetitif di pasar kerja internasional.
Masalah klasik yang dihadapi PMI, yaitu keberangkatan secara non-prosedural atau ilegal, menjadi fokus utama pembahasan. Menteri Karding menyinggung data Bank Dunia tahun 2017 yang menunjukkan jumlah PMI non-prosedural mencapai 4,3 juta, jauh lebih besar dibandingkan jumlah PMI prosedural yang saat ini sekitar 5,2 juta. Hal ini menunjukkan urgensi peningkatan pelatihan dan pembinaan bagi calon PMI agar mereka dapat bekerja secara legal dan terlindungi.
Selain masalah tersebut, Menteri Karding juga menekankan pentingnya peningkatan keterampilan PMI. "Meningkatkan keterampilan pekerja migran Indonesia dengan arah membuka lapangan kerja sekaligus menambah devisa," tegas Menteri Karding. Beliau berharap kerja sama dengan IKA Untirta dapat memberikan solusi konkret dalam hal pelatihan yang terstruktur dan terarah.
Peluang Kerja Sama IKA Untirta dan Kementerian P2MI
Menteri Karding secara terbuka mengajak IKA Untirta untuk berpartisipasi aktif dalam memberikan pelatihan bagi calon PMI. "Jadi teman-teman Untirta kalau memang mau fokus pada teknik pelatihan misalnya, itu bisa mengambil celah di sini," ujarnya. Beliau melihat potensi besar dari alumni Untirta yang memiliki keahlian dan pengalaman di berbagai bidang, khususnya di sektor petrokimia.
Ketua Umum IKA Untirta, Lamhot Sinaga, menyambut baik ajakan tersebut. Ia menyebutkan banyak alumni Untirta yang sukses berkarier di industri petrokimia di Qatar. "Jadi kami juga banyak alumni-alumni kami itu, yang tadinya dia bekerja di industri di Cilegon, karena Cilegon itu kan kawasan industri. Ya, teman-teman saya sendiri itu banyak sekarang yang sudah bekerja di Qatar. Ya, kebetulan kan di Cilegon itu kan banyak petrochemical industri," jelas Lamhot Sinaga.
Lamhot juga menginformasikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Rektor Untirta terkait rencana kerja sama ini. Pihak Rektorat menyambut positif rencana pemberian pelatihan yang lebih berkualitas bagi calon PMI. Hal ini menunjukkan kesiapan IKA Untirta untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia di kancah internasional.
Pentingnya Pelatihan Berkualitas untuk PMI
Kerja sama antara Kementerian P2MI dan IKA Untirta diharapkan dapat menghasilkan program pelatihan yang komprehensif dan terstruktur. Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan teknis, tetapi juga mencakup aspek lain yang penting bagi keberhasilan PMI di luar negeri, seperti pengetahuan tentang hukum ketenagakerjaan internasional, budaya kerja di negara tujuan, dan kemampuan berbahasa asing.
Dengan pelatihan yang berkualitas, diharapkan jumlah PMI ilegal dapat ditekan, dan kesejahteraan PMI dapat ditingkatkan. Program pelatihan ini juga diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan devisa negara melalui remitansi yang dikirimkan PMI ke Indonesia. Kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam melindungi dan memberdayakan PMI, sekaligus mendorong peningkatan ekonomi nasional.
Langkah konkret dari kerja sama ini masih dalam tahap perencanaan dan pembahasan lebih lanjut. Namun, komitmen dari kedua belah pihak menunjukkan optimisme akan terwujudnya program pelatihan yang bermanfaat bagi para PMI dan Indonesia.