KLH Percepat Rehabilitasi DAS Bekasi dan Ciliwung Cegah Banjir
Menteri LHK Hanif targetkan percepatan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Bekasi dan Ciliwung untuk mencegah banjir, erosi, dan sedimentasi di wilayah hilir.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Hanif Faisol Nurofiq, menargetkan percepatan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Bekasi dan Ciliwung. Langkah ini diambil untuk menekan potensi bencana alam seperti banjir, erosi, dan sedimentasi di wilayah hilir. Pernyataan ini disampaikan setelah kunjungan kerja bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, ke Sentul dan Puncak, Jawa Barat, pada Kamis, 13 Maret 2024. Kunjungan tersebut bertujuan untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan dan upaya pemulihan ekosistem di kedua DAS tersebut.
"Langkah-langkah ini harus dilakukan untuk mencegah bencana yang lebih besar di masa depan. Kerusakan lingkungan di hulu akan berdampak langsung pada masyarakat di hilir, terutama dalam bentuk banjir dan kekurangan air bersih," tegas Menteri Hanif. Ia menambahkan, "Oleh karena itu, kami akan terus mengawasi, menindak, serta memulihkan kawasan ini agar tetap berfungsi sebagai penyangga ekosistem yang sehat."
Kunjungan tersebut menemukan berbagai indikasi pelanggaran terkait persetujuan lingkungan dan pengelolaan lahan yang tidak sesuai aturan di beberapa lokasi wisata dan properti di Sentul dan Puncak. Menteri Hanif menyatakan bahwa semua pengelola kawasan tersebut sedang dalam proses pengawasan dan harus segera menaati peraturan dan standar lingkungan yang berlaku. Pengawasan ketat ini menjadi langkah penting dalam upaya rehabilitasi DAS Bekasi dan Ciliwung.
Pengawasan Ketat dan Rehabilitasi Ekosistem
Dalam kunjungannya, Menteri LHK mengunjungi beberapa lokasi di Sentul (DAS Bekasi), yaitu Gunung Geulis Golf, Summarecon Bogor, dan Bobocabin di kawasan Gunung Mas, Puncak (DAS Ciliwung). Di lokasi-lokasi tersebut ditemukan indikasi pelanggaran lingkungan yang signifikan. Pemerintah berkomitmen untuk menindak tegas pelanggaran tersebut dan memastikan pengelolaan lingkungan yang lebih baik.
DAS Bekasi memiliki luas sekitar 145.000 hektare, dengan segmen Puncak mencakup 28.000 hektare, di mana 12.500 hektare berfungsi sebagai kawasan perlindungan ekosistem dan pengendalian bencana. Perubahan tata ruang yang signifikan sejak 2022, termasuk alih fungsi lahan, telah meningkatkan tingkat erosi secara mengkhawatirkan.
Sebagai solusi, pemerintah mempercepat program restorasi ekosistem melalui penanaman pohon di berbagai titik strategis dan memastikan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Kerja sama antara masyarakat, sektor swasta, dan pemerintah menjadi kunci keberhasilan program ini.
Pemerintah berharap dengan tindakan tegas ini, keseimbangan ekosistem di kawasan hulu dapat terjaga, sehingga dampak negatif terhadap masyarakat di hilir dapat diminimalisir. Ini merupakan bagian dari komitmen KLH untuk memastikan pengelolaan lingkungan yang lebih baik demi keberlanjutan generasi mendatang.
Kerja Sama dan Visi Indonesia Maju 2045
Menteri Hanif juga menegaskan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan pencapaian visi Indonesia Maju 2045. Lingkungan yang baik dan sehat menjadi landasan pembangunan yang kokoh dalam visi tersebut. Oleh karena itu, percepatan rehabilitasi DAS Bekasi dan Ciliwung merupakan langkah strategis untuk mendukung visi tersebut.
Program rehabilitasi ini tidak hanya melibatkan pemerintah, tetapi juga masyarakat dan sektor swasta. Kerja sama yang erat antara ketiga pihak sangat penting untuk keberhasilan program ini. Partisipasi aktif dari semua pihak akan memastikan keberlanjutan upaya pelestarian lingkungan dan pencegahan bencana alam di masa mendatang.
Dengan luas DAS Bekasi yang mencapai 145.000 hektare, program rehabilitasi ini merupakan tantangan besar namun sangat penting. Keberhasilan program ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat di wilayah hilir, terutama dalam hal pencegahan banjir dan ketersediaan air bersih. Pemerintah berkomitmen untuk terus mengawasi dan memastikan implementasi program ini berjalan efektif dan efisien.
Ke depannya, pemerintah akan terus melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap program rehabilitasi ini. Langkah-langkah yang tepat dan kolaboratif akan terus dilakukan untuk memastikan tercapainya target yang telah ditetapkan. Komitmen ini merupakan wujud nyata dari upaya pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.