Kolam Retensi Rp20 Miliar Siap Atasi Genangan di Underpass Joglo, Solo
Pemkot Surakarta membangun kolam retensi 3.000 m3 di dekat underpass Joglo untuk mengatasi genangan air yang kerap terjadi saat hujan, dengan anggaran Rp20 miliar dari Kementerian PUPR.

Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta memastikan genangan air yang sering terjadi di jalan lintas bawah (underpass) Joglo saat hujan akan segera teratasi. Solusi yang ditawarkan adalah pembangunan kolam retensi dengan kapasitas 3.000 m3. Proyek ini menandai upaya Pemkot Surakarta untuk meningkatkan infrastruktur drainase dan mengatasi masalah banjir di wilayah tersebut. Anggaran pembangunan kolam retensi ini mencapai Rp20 miliar yang bersumber dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Wali Kota Surakarta, Respati Ardi, menyatakan bahwa prioritas utama adalah mengatasi genangan yang mengganggu aktivitas masyarakat. "Yang penting untuk masyarakat dulu, agar genangan teratasi," ujar Wali Kota saat diwawancarai di Solo, Jawa Tengah, Senin (21/4).
Kolam retensi ini tidak hanya berfungsi sebagai penampung air sementara. Air yang tertampung nantinya akan dialirkan menuju sungai melalui sistem drainase yang terintegrasi. "Kolam ini akan jadi penampungan sementara lalu dialirkan ke drainase, namun bukan ditampung saja di situ, nanti sampai ke Kalianyar," jelas Wali Kota.
Solusi Jangka Panjang Genangan di Underpass Joglo
Pembangunan kolam retensi ini merupakan bagian dari solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah genangan di underpass Joglo. Lokasi yang dipilih untuk pembangunan kolam retensi ini merupakan lahan milik Kodam IV/Diponegoro, dan Pemkot Surakarta telah mendapatkan persetujuan untuk menggunakan lahan tersebut dengan sistem pinjam pakai. Proses pembangunan sendiri melibatkan berbagai elemen, termasuk pemasangan pompa dan perbaikan sistem drainase.
Pemkot Surakarta juga berencana membongkar beton-beton yang menutupi beberapa saluran di sekitar underpass Joglo. Hal ini bertujuan untuk memperlancar aliran air menuju sungai. "Kalau double track sudah selesai, sekarang masih single track. Saat ini beton-beton masih menutupi beberapa saluran. Ini akan kami segera bongkar supaya air bisa terurai sampai sungai," tambah Wali Kota.
Dengan selesainya proyek double track, diharapkan sistem drainase akan semakin efisien. Kolam retensi akan berperan sebagai penampung sementara ketika debit air meningkat, mencegah genangan di jalan raya. Sistem ini dirancang untuk mengoptimalkan aliran air dan mencegah terjadinya banjir di wilayah tersebut.
Detail Pembangunan dan Lokasi Kolam Retensi
Pembangunan kolam retensi ini menelan biaya sebesar Rp20 miliar yang bersumber dari anggaran Kementerian PUPR. Anggaran tersebut mencakup pembangunan kolam retensi itu sendiri, instalasi pompa, dan perbaikan sistem drainase di sekitarnya. Lokasi kolam retensi berada di sebelah timur underpass Joglo.
Sistem kerja sama antara Pemkot Surakarta dan Kodam IV/Diponegoro menggunakan skema pinjam pakai lahan. Hal ini menunjukkan sinergi yang baik antara pemerintah daerah dan instansi militer dalam upaya mengatasi masalah infrastruktur publik. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan proyek pembangunan kolam retensi dapat berjalan lancar dan tepat waktu.
Selain pembangunan fisik, Pemkot Surakarta juga akan terus melakukan pemeliharaan dan pengawasan terhadap sistem drainase di wilayah tersebut. Hal ini untuk memastikan agar kolam retensi berfungsi optimal dan dapat mencegah terjadinya genangan air di masa mendatang. Pemkot juga akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan kelancaran proyek dan keberhasilannya dalam mengatasi masalah genangan di underpass Joglo.
Dengan adanya kolam retensi ini, diharapkan masalah genangan di underpass Joglo dapat teratasi secara efektif dan memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan. Proyek ini menjadi bukti komitmen Pemkot Surakarta dalam meningkatkan kualitas infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat.