Lapas Tarakan Sukseskan Program Ketahanan Pangan Lewat Rumah Hijau Hidroponik
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tarakan membangun rumah hijau hidroponik untuk membina warga binaan agar mandiri dan mendukung ketahanan pangan nasional melalui program asimilasi dan edukasi.
![Lapas Tarakan Sukseskan Program Ketahanan Pangan Lewat Rumah Hijau Hidroponik](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230305.213-lapas-tarakan-sukseskan-program-ketahanan-pangan-lewat-rumah-hijau-hidroponik-1.jpeg)
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Tarakan berinisiatif membangun sebuah rumah hijau hidroponik. Inovasi ini bertujuan mulia: membina kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Langkah ini diresmikan di Tarakan, Kalimantan Utara pada Kamis, 06 Juli 2024.
Program Pembinaan dan Ketahanan Pangan
Kepala Lapas Kelas IIA Tarakan, Sutarno, menjelaskan bahwa pembangunan rumah hijau ini merupakan bagian dari Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE). Sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM RI Nomor: PAS-403.PK.01.04.04 Tahun 2021, SAE memfasilitasi narapidana untuk mengembangkan diri selama menjalani asimilasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pembinaan narapidana. Program ini selaras dengan komitmen Lapas Tarakan dalam mendukung program ketahanan pangan nasional, yang dicanangkan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto.
Sutarno menekankan komitmen penuh Lapas Tarakan dalam mendukung program akselerasi ketahanan pangan. Salah satu poin pentingnya adalah pemberdayaan WBP untuk berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Rumah hijau hidroponik ini menjadi bukti nyata komitmen tersebut.
Implementasi Hidroponik di Lapas Tarakan
Adipta Yudha Wardana, Kepala Subseksi (Kasubsi) Kegiatan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja, menjelaskan pengembangan berbagai produk pertanian dan perkebunan, termasuk metode hidroponik, sebagai fokus utama. SAE di Lapas Tarakan berjalan dengan baik dan kondusif. WBP yang memenuhi syarat administratif dan substantif berpartisipasi aktif dalam program Asimilasi Kerja Luar, mulai dari penanaman bibit, perawatan, hingga panen.
Lapas Tarakan telah mempersiapkan 570 lubang pot untuk menanam berbagai bibit. Hasil panen yang diharapkan antara lain sawi pakcoy dan selada berkualitas tinggi. Pemanfaatan lahan SAE di lingkungan lapas ini diyakini mampu mengoptimalkan pembinaan kemandirian WBP, sekaligus mengintegrasikan mereka ke dalam masyarakat.
Manfaat dan Dampak Positif
Keberadaan rumah hijau hidroponik ini tidak hanya bermanfaat bagi WBP, tetapi juga memberikan dampak positif yang luas. Program ini menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang kegiatan dan hasil produk pembinaan kemandirian. Hal ini diharapkan dapat membangun citra positif sistem pemasyarakatan dan mendorong pemberdayaan WBP dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Dengan demikian, Lapas Tarakan tidak hanya menjalankan fungsi pembinaan, tetapi juga berkontribusi aktif dalam pembangunan nasional.
Inisiatif Lapas Tarakan ini patut diapresiasi sebagai contoh nyata bagaimana lembaga pemasyarakatan dapat berperan aktif dalam program ketahanan pangan sekaligus memberikan kesempatan bagi warga binaan untuk mengembangkan keterampilan dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Keberhasilan program ini diharapkan dapat menginspirasi lembaga pemasyarakatan lain di Indonesia untuk menerapkan model serupa.