LKAP Kulon Progo Usul Perbanyak Program Padat Karya untuk Pemerataan Pembangunan
Lembaga Kajian dan Advokasi Pembangunan (LKAP) Kulon Progo mengusulkan peningkatan program padat karya dan stimulan semen/aspal untuk pemerataan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Lembaga Kajian dan Advokasi Pembangunan (LKAP) Kulon Progo pada Jumat, 28 Maret 2024, mengusulkan kepada Pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk meningkatkan program padat karya dan stimulan semen atau aspal. Usulan ini bertujuan untuk pemerataan pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut, mengingat anggaran pembangunan di tingkat kalurahan menurun akibat banyaknya mandatory spending dari pemerintah pusat. Hal ini dianggap penting karena pembangunan infrastruktur yang merata akan mempercepat pertumbuhan di semua wilayah Kulon Progo. Usulan ini disampaikan sebagai respon terhadap komitmen Pemkab Kulon Progo dalam RKPD 2026 untuk pembangunan infrastruktur yang merata.
LKAP Kulon Progo melihat adanya kesenjangan pembangunan di beberapa wilayah. Oleh karena itu, program padat karya yang lebih banyak dan merata dianggap sebagai solusi efektif dan efisien. Dengan mengalokasikan anggaran satu kalurahan satu program padat karya, diharapkan pembangunan di tingkat desa dapat dipercepat dan lebih terdistribusi dengan adil.
Selain itu, menghidupkan kembali program stimulan semen atau aspal dinilai mampu mendorong semangat gotong royong masyarakat dan meningkatkan partisipasi mereka dalam pembangunan. Program ini terbukti efektif di masa lalu dengan dana yang relatif sedikit namun mampu menghasilkan dampak besar di tingkat masyarakat bawah. Dengan demikian, usulan ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan pembangunan yang tidak merata dan sekaligus memberdayakan masyarakat.
Usulan Strategis LKAP Kulon Progo untuk Pemerataan Pembangunan
LKAP Kulon Progo menyampaikan beberapa usulan strategis untuk mendukung pemerataan pembangunan infrastruktur di Kulon Progo. Pertama, mereka mendukung program pemerataan pembangunan infrastruktur untuk mempercepat pertumbuhan di semua titik pertumbuhan wilayah. Kedua, LKAP meminta keadilan dalam penentuan titik program padat karya dengan alokasi anggaran satu kalurahan satu program. Hal ini sangat penting mengingat penurunan anggaran pembangunan di APBKal akibat mandatory spending dari pemerintah pusat.
Ketiga, LKAP mengusulkan menghidupkan kembali program bantuan stimulan semen atau aspal. Program ini dinilai efektif untuk mendorong gotong royong dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Keempat, LKAP juga mengusulkan perluasan pembangunan infrastruktur melalui terobosan ke pemerintah pusat, pengoptimalan dana keistimewaan, dan peningkatan alokasi BKK provinsi. Hal ini memerlukan komunikasi yang baik, baik secara politik maupun birokrasi.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kulon Progo, Bambang Sutrisno, menyambut positif usulan tersebut. Ia melihat program padat karya sebagai upaya perluasan kesempatan kerja dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Program ini diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran (2,01 persen) dan kemiskinan (15,62 persen) di Kulon Progo.
Dukungan Pemerintah Daerah terhadap Program Padat Karya
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melalui Dinas Tenaga Kerja menyatakan dukungannya terhadap program padat karya. Program ini dinilai efektif untuk mempercepat pembangunan infrastruktur sekaligus mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Dengan adanya peningkatan program padat karya, diharapkan dapat memberikan penghasilan sementara kepada warga dan mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Program padat karya juga sejalan dengan komitmen Pemkab Kulon Progo dalam RKPD 2026 untuk pembangunan infrastruktur yang merata. Dengan demikian, usulan LKAP Kulon Progo ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Kulon Progo ke depannya.
Selain itu, optimalisasi komunikasi dengan pemerintah pusat dan provinsi sangat penting untuk mendapatkan dukungan dan percepatan pembangunan. Dengan adanya sinergi yang baik, diharapkan pembangunan infrastruktur di Kulon Progo dapat lebih merata dan berkelanjutan.
Program padat karya dan stimulan semen/aspal diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan pembangunan yang tidak merata dan sekaligus memberdayakan masyarakat Kulon Progo. Partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan sangat penting untuk keberhasilan program ini.