Mensos Tinjau Lahan Pembangunan Sekolah Rakyat dan Rumah Baru untuk Naila di Makassar
Menteri Sosial Saifullah Yusuf meninjau lahan di Makassar untuk pembangunan Sekolah Rakyat dan rumah baru bagi Naila, siswi penerima beasiswa dan rumah dari Presiden, sebagai upaya percepatan pemberdayaan warga miskin.

Makassar, 8 Mei 2024 - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf hari ini meninjau lahan di Untia, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan. Peninjauan ini bertujuan untuk memastikan pembangunan Sekolah Rakyat dan rumah baru bagi Naila Syamsul, seorang calon siswa Sekolah Rakyat yang menerima beasiswa dan hadiah rumah dari Presiden. Peninjauan dilakukan bersama Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin.
Mensos, yang akrab disapa Gus Ipul, menjelaskan bahwa peninjauan lokasi merupakan tindak lanjut arahan Presiden Prabowo Subianto. Arahan tersebut menekankan percepatan pemberdayaan warga miskin melalui penyediaan fasilitas dasar yang layak dan dukungan penuh terhadap program Sekolah Rakyat. "Naila ini tinggal di rumah yang sangat kecil dan kemudian menjadi atensi dari Presiden. Naila-Naila inilah yang menjadi perjuangan kita ke depan untuk bisa mereka bersekolah," ujar Mensos.
Program ini sejalan dengan target pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan. Target tersebut meliputi kemiskinan ekstrem 0 persen pada 2026 dan tingkat kemiskinan umum di bawah 5 persen pada 2029. Pemerintah meluncurkan data tunggal sosial ekonomi nasional (DTSEN) dan program sekolah rakyat sebagai upaya memutus mata rantai kemiskinan. Sekolah Rakyat diperuntukkan bagi warga miskin, khususnya mereka yang termasuk dalam desil 1 DTSEN.
Pembangunan Sekolah Rakyat dan Rumah Layak Huni di Makassar
Gus Ipul memaparkan bahwa pembangunan Sekolah Rakyat telah dimulai di 53 titik di Indonesia pada tahun ini, dengan Kota Makassar sebagai salah satu lokasi prioritas. Pembangunan rumah bagi keluarga Naila merupakan bagian dari pendekatan terpadu untuk memutus rantai kemiskinan secara sistemik, dengan intervensi pada pendidikan dan pemenuhan kebutuhan dasar. Pemerintah berharap anak-anak seperti Naila tidak hanya dapat melanjutkan sekolah, tetapi juga tumbuh dalam lingkungan yang aman dan mendukung masa depan mereka.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya telah menyatakan kekagumannya terhadap perjuangan Naila. Meskipun berasal dari keluarga miskin ekstrem dengan rumah yang hampir rubuh, Naila tetap bersekolah hingga kelas 6 SD. Presiden terharu melihat perjuangan Naila yang tetap tersenyum meski menghadapi kondisi rumah yang memprihatinkan.
Naila (12 tahun) tinggal bersama orang tuanya di rumah semi permanen berukuran 5x4 meter di Jalan Pandang. Ayahnya, Syamsul (37 tahun), bekerja sebagai juru parkir dan buruh bangunan, sementara ibunya, Nurlia (35 tahun), berjualan di sekitar proyek perumahan Royal Spring. Hasil asesmen tim Pendamping Keluarga Harapan (PKH) Kemensos menunjukkan bahwa tempat tinggal Naila tidak layak huni dan berada di lahan milik orang lain.
Relokasi dan Kolaborasi Pemerintah Pusat dan Daerah
Kondisi tersebut mendorong Presiden Prabowo untuk menginisiasi relokasi keluarga Naila ke lingkungan yang lebih layak. Pemerintah Kota Makassar telah menyiapkan lahan di kawasan Salodong, Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya. Lahan ini akan digunakan untuk membangun 30 unit rumah layak huni secara bertahap. Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah ini memastikan pemenuhan kebutuhan dasar bagi keluarga miskin, termasuk penyediaan tempat tinggal yang layak.
Program Sekolah Rakyat dan pembangunan rumah layak huni ini merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam upaya mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan pendekatan terpadu yang mengintegrasikan pendidikan dan pemenuhan kebutuhan dasar, diharapkan anak-anak dari keluarga miskin dapat memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pendidikan dan masa depan yang lebih baik. Inisiatif ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengatasi permasalahan sosial yang kompleks.
Ke depannya, diharapkan program ini dapat direplikasi di berbagai daerah di Indonesia untuk membantu lebih banyak keluarga miskin dan memberikan akses pendidikan yang lebih merata bagi anak-anak Indonesia.